Seringkali kita harus merogoh kocek untuk mengganti baterai ponsel, sementara ponselnya sendiri masih dalam kondisi sehat. Ketimbang harus ganti baterai berulang kali, lebih baik ketahui cara perlakuan pada baterai agar tetap awet.
Panjang pendeknya umur baterai ponsel bergantung pada perlakuannya. Perlakuan yang tepat akan memperpanjang umur baterai. Selain berhemat, rendahnya intensitas tingkat penggantian baterai dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat limbah baterai.
Sayangnya kebanyakan para pengguna ponsel tidak cukup memiliki pengetahuan tentang bagaimana semestinya memperlakukan ponselnya dengan tepat agar lebih memperpanjang umur baterai ponselnya.
Parahnya lagi, kebanyakan baterai bekas dibuang begitu saja seperti layaknya sampah rumah tangga biasa. Kebiasaan seperti ini tentunya mengakibatkan dampak yang sangat serius dan berbahaya bagi kelestarian lingkungan.
Sebagai sampah yang termasuk kategori B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), baterai mengandung bahan-bahan logam berat berbahaya yang dapat mencemari air tanah, sungai, dan danau.
Baca juga: 5 Cara Praktik Zero Waste
Akumulasi dalam jangka panjang bisa menimbulkan penyakit degeneratif terhadap manusia yang memicu terjadinya perubahan pada sel-sel tubuh hingga akhirnya mempengaruhi fungsi organ secara menyeluruh.
Pada baterai primer terdapat unsur zinc, karbon, campuran MnO2 (Mangan Dioksida), serbuk karbon dan NH4Cl (Ammonium Klorida). Sementara, baterai yang dapat diisi ulang mengandung kadmium, nikel dan alkaline (Potassium Hidroksida).
Semua komponen-komponen penyusun baterai ini menimbulkan pencemaran lingkungan dan berdampak buruk pada kesehatan manusia serta mengancam kehidupan mahluk hidup.
Konsentrasi dan akumulasi dari berbagai logam berat yang terkandung di dalam baterai pada tanah, dalam jangka panjang, akan memperbesar penyerapan unsur logam tersebut oleh tanaman dan masuk dalam ekosistem rantai makanan.
Semisal kadmium, dampak yang muncul akibat keracunan logam kadmium adalah tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, kehilangan sel darah merah, gangguan lambung serta kerapuhan tulang.
Mangan dioksida dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan keracunan dan kerusakan saraf pada manusia. Salah satu indikasi dari keracunan mangan adalah terjadinya halusinasi, pelupa serta keracunan saraf. Gejala yang lain berupa skizofrenia, kebodohan, lemah otot, sakit kepala dan insomnia.
Tak hanya itu, mangan juga ikut bertanggung jawab atas terjadinya parkinson, emboli paru-paru dan bronkhitis. Dalam jangka panjang, mangan pada tingkat over dosis dapat mengakibatkan impotensi.
Nah, memperpanjang usia baterai ponsel tentu bukan melulu karena pertimbangan efisiensi akan tetapi juga berangkat dari kesadaran untuk ikut berkontribusi dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup dengan mengurangi terjadinya pencemaran akibat sampah baterai ponsel.
Berikut ini 13 cara untuk memperpanjang usia baterai ponsel anda demi penyelamatan lingkungan.