KALPATARA.ID– Bambu Gila adalah permainan tradisional masyarakat Maluku yang menggunakan sebuah bambu lokal. Permainan ini juga kental dengan unsur mistis.
Untuk memainkan Bambu Gila ini, dibutuhkan tujuh orang dan satu orang pawang yang akan membaca mantra dan ritual permainan. Permainan ini juga dikenal dengan Buluh Gila atau Bara Suwen.
Sekilas cukup sederhana permainan tradisional ini. Karena para pemain hanya memeluk dan menahan laju bambu yang bergerak melonjak sesuai kemauan sang pawang.
Untuk memainkan permainan ini, dibutuhkan sebuah bambu suanggi (bambu lokal) yang memiliki panjang sekitar 2,5 meter dengan lebar sekitar 8 sentimeter. Bambu ini diambil dari hutan, dan sudah terlebih dahulu melewati ritual khusus oleh Tetua di Maluku.
Dalam proses memilih dan memotong bambu tidak sembarangan, karena dibutuhkan perlakuan khusus. Pawang terlebih dahulu meminta izin dari roh yang menghuni hutan bambu tersebut.
Bambu kemudian dipotong dengan melakukan adat tradisional. Lalu bambu dibersihkan dan dicuci dengan minyak kelapa kemudian dihiasi dengan kain pada setiap ujungnya.
Kini permainan ini biasa dimainkan dalam upacara adat, pernikahan, termasuk juga dalam acara besar yang ada di Maluku.
Sejak tahun 2010, Bambu Gila ini telah ditetapan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia.
Asal-usul Bambu Gila
Permainan tradisional ini diyakini telah ada di Kepulauan Maluku, sejak masyarakat Maluku masih menganut animisme dan dinamisme.
Kisahnya berasal dari hutan bambu yang terletak di kaki Gunung Berapi Gamalama, Ternate, Maluku Utara. Dimana sejumlah pemuda semula mencari bambu di kawasan ini untuk mengadakan permainan bambu gila.
Sengatan matahari dan tajamnya sisi batu yang menghitam, bukan penghalang langkah mereka. Tetap bersemangat mencari sebatang bambu, yang bisa memberi hiburan bagi rakyat sekampung.
Sesampai di rumpun bambu, mereka tak lupa meminta izin dari sang pemilik, agar merelakan sebatang bambunya.
Walaupun tidak ditemukan sumber sejarah yang jelas mengenai keberadaan kesenian tersebut. Namun kisah dan permainan bambu gila ini sudah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Kepulauan Maluku.