KALPATARA.ID – Meski tengah berada dalam situasi ancaman nyata polusi sampah, tetapi masyarakat kota Bandung relatif stay calm seperti biasanya. Salah satu upaya yang dilakukan agar tetap tenang menghadapi ancaman polusi sampah adalah dengan menggalakkan gerakan loseda atau Lodong Sesa Dapur.
Dalam bahasa sunda “lodong” artinya meriam bambu. Sementara di kamus KBBI kata “lodong” memiliki dua arti yakni tabung bambu besar dan tempat kue yang terbuat dari gelas atau biasa disebut toples.
Loseda alias Lodong Sesa Dapur adalah sebuah alat yang digunakan sebagai tabung pembuangan sampah organik atau sisa limbah rumah tangga yang diolah menjadi kompos penyubur tanah. Lodong Sesa Dapur atau tabung sisa sampah dapur dimaksudkan sebagai alat untuk mengumpulkan sisa-sisa rumah tangga yang dapat diolah menjadi kompos.
Loseda menjadi salah satu pemecahan masalah penumpukan sampah di kota Bandung. Masyarakat diarahkan agar dapat memilah sampah secara mandiri. Sampah- sampah organik biasanya akan dipisahkan dan ditampung ke dalam loseda.
Seperti namanya loseda terbuat dari bambu besar ataupun paralon. Loseda memiliki tinggi kira-kira 120cm. Sepertiga dari ukuran loseda tersebut dibenamkan ke dalam tanah. Sebelumnya bagian bawah dari loseda telah dilubangi sebagai jalan mengalirnya kompos untuk menyuburkan di tanah.
Setelah tabung loseda tegak dalam posisi berdiri, seluruh sampah organik dimasukan ke dalamnya akan diberi tambahan zat lain seperti air tajin dan gula merah yang dapat bereaksi kimia dan mengurai sampah menjadi kompos.
Jika sebelumnya jumlah loseda terbatas dan dikelola perorangan atau lingkup terbatas maka lewat loseda komunal pengelolaan melibatkan lebih banyak orang seperti pemuda karang taruna, kader PKK atapun komunitas pemerhati lingkungan.
Menariknya jika biasanya loseda menggunakan tabung bambu atau paralon maka loseda menggunakan gentong besar. Salah satu yang melakukan loseda komunal ini adalah di wilayah Antapani Tengah kota Bandung. Bantaran sisi sungai dimanfaatkan masyarakat sebagai area lahan pengembangan seklaigus pemanfaatan loseda.
jumlah tampungan sampah organik yang ditampung dan diolah menjadi lebih banyak. Loseda komunal pun dianggap upaya yang cukup efektif untuk menekan jumlah sampah di kota Bandung terutama sampah basah. Lewat loseda komunal masyarakat menjadi tidak panik dalam menghadapi polusi udara karena polusi sampah.
Saat ini kota Bandung dan wilayah sekitarnya tengah mengalami darurat sampah. Nyaris satu bulan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti tidak beroperasi akibat kebakaran. Hal tersebut menyebabkan sampah di kota Bandung menumpuk karena tidak terangkut.
Loseda menjadi salah satu upaya pertahanan sederhana namun berdaya karena mampu menekan produksi sampah basah rumah tangga, meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan, serta mandiri dalam mengolah sampah dan menjadi limbah menjadi . Sehingga masyarakat kota Bandung masih bisa beraktifitas tanpa khawatir polusi udara akibat sampah melanda.***