Banjir di Sintang yang sudah berlangsung 4 pekan membuat Presiden Jokowi merasa perlu mengeluarkan pernyataan.
Presiden Jokowi menilai kebanjiran di Sintang tersebut diakibatkan kerusakan lingkungan yang terjadi pada puluhan tahun yang lalu.
“Itu karena kerusakan catchment area, daerah tangkapan hujan, yang sudah berpuluh-puluh tahun. Itu yang harus dihentikan karena masalah utamanya ada di situ,” kata Presiden Jokowi.
Atas pernyatan tersebut, Greenpeace malah membantah dengan mengatakan bahwa banjir di Sintang diakibatkan oleh keputusan orang nomor satu di Indonesia itu dalam mengesahkan Undang-Undang.
“Kerusakan lingkungan Indonesia memang sudah terjadi sejak berpuluh-puluh tahun, namun peraturan dan UU yang dibuat pemerintahan @jokowi seperti Omnibus Law dan revisi UU Minerba justru malah semakin memperburuk perusakan lingkungan alih-alih memperbaikinya,” kata Greenpeace dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter resmi organisasi tersebut.
Baca juga: Jangan Buang Ampas Kopi, Ini Manfaatnya
Menyikapi pernyataan Presiden Jokowi yang menyebutkan jika banjir di Sintang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan yang terjadi di catchment area, Greenpeace malah balik mempertanyakan tentang UU Omnibus Law Cipta Kerja yang disahkan pada tahun lalu.
“Lalu kenapa UU Omnibus Law Cipta Kerja yang pemerintahan anda @jokowi sahkan tahun lalu, malah menghapuskan ketentuan tentang luas kawasan hutan yang harus dipertahankan minimal 30% dari luas daerah aliran sungai dan atau pulau?” tuturnya.
Di kesempatan berbeda, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika berbicara dalam KTT G20 sesi II dengan topik perubahan iklim, energi dan lingkungan hidup di La Nuvola, Roma, Italia, Minggu (31/10/21), menegaskan, “Indonesia ingin G20 memberikan contoh, Indonesia ingin G20 memimpin dunia, dalam bekerja sama mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan dengan tindakan nyata.”
Tentunya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan untuk mengatasi masalah banjir akibat cuaca ekstrim yang disebabkan oleh perubahan iklim, hanya bisa dilakukan dengan melibatkan semua pihak bergotong-royong dalam langkah dan tindakan nyata, bukan malah saling menyalahkan.
Disclamer : Artikel ini sudah terbit di strategi.id dengan judul Greenpeace Batah Banjir di Sintang Akibat Jokowi, Pemerintahan Cuma Memperburuk Perusakan Lingkungan
Editor: Mahendra Uttunggadewa