Black Carbon merupakan salah satu penyebab kematian jutaan jiwa manusia secara global dan juga kontributor perubahan iklim. Meskipun ada dalam jangka waktu pendek tetapi memberikan pengaruh besar pada iklim dan kesehatan manusia. Berikut adalah penjelasan mengapa Jelaga berbahaya bagi bumi.
Apa itu Black Carbon (Karbon Hitam)?
Black Carbon yang diterjemahkan sebagai Karbon Hitam, atau yang lebih dikenal sebagai jelaga, adalah partikel kecil yang terbentuk dari pembakaran bahan bakar fosil, biofuel, dan biomassa yang tidak sempurna.
Meskipun keberadaannya di atmosfer hanya untuk beberapa hari atau minggu (dibandingkan dengan satu abad atau lebih untuk karbon dioksida), namun dalam jangka pendek tetap menjadi kontributor utama terhadap terjadinya perubahan iklim.
Sebagai kontributor perubahan iklim, karbon hitam menempati urutan ketiga setelah karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4), dan karena berumur pendek, pengurangan emisi karbon hitam dapat memiliki efek yang sangat cepat dan signifikan pada laju pemanasan global.
Sekalipun pendek umur, karbon hitam tetap dianggap bertanggung jawab atas ratusan ribu kematian secara global setiap tahun akibat penyakit pernapasan dan kardiovaskular pada manusia.
Dari mana emisi Black Carbon (Karbon Hitam) berasal?
Sumber-sumber penting dari emisi karbon hitam yang secara alami berasal dari aktifitas manusia, termasuk diantaranya kebakaran hutan, pembakaran limbah pertanian dan limbah padat, pembakaran kayu di perumahan, pembakaran gas, pengiriman barang lewat laut, dan pembakaran bahan bakar diesel.
Negara-negara Arktik bertanggung jawab atas sekitar sepertiga dari pemanasan yang terjadi di kawasan Arktik yang disebabkan oleh karbon hitam, meskipun mereka hanya menghasilkan sekitar 10% dari emisi karbon hitam yang dihasilkan manusia secara global.
Sebagian besar partikel karbon hitam tidak bergerak jauh dari sumbernya, sehingga emisi yang dihasilkan paling dekat dengan Kutub Utara cenderung justru memiliki dampak terbesar terhadap terjadinya pencairan es di Kutub Utara.
Secara global, negara-negara yang menjadi anggota dan juga para pengamat dari Dewan Arktik, bertanggung jawab atas sejumlah besar emisi karbon hitam yang cukup signifikan. Memang hanya sebagian kecil saja dari emisi ini terpapar di wilayah Arktik, namun bahkan dampak dari paparan emisi ini jauh meluas ke arah selatan yang justru memperburuk pemanasan di wilayah Arktik.
Emisi karbon hitam yang terjadi di sekitarnya, atau di dalam wilayah Arktik itu sendiri secara tidak proporsional memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap pemanasan global di Arktik akibat dari pengendapan karbon hitam yang terjadi di salju dan es.
Apa dampak Black Carbon (Karbon Hitam) terhadap iklim?
Karbon hitam merupakan kontributor penting atas terjadinya pemanasan global karena sangat efektif dalam menyerap cahaya dan memanaskan sekitarnya. Per satuan massa, karbon hitam memiliki dampak pemanasan terhadap iklim yang 460-1.500 kali lebih kuat dari CO2.
Ketika tersuspensi di atmosfer, karbon hitam berkontribusi terhadap pemanasan global dengan mengubah radiasi matahari yang masuk menjadi panas. Ini juga mempengaruhi pembentukan awan dan mempengaruhi sirkulasi regional dan pola curah hujan.
Ketika mengendap di es dan salju, karbon hitam bersama partikel yang menyertainya mampu mengurangi albedo permukaan (kemampuan untuk memantulkan sinar matahari) dan memanaskan permukaan es dan salju.
Sebagai dampaknya, wilayah-wilayah bersalju dan bergletser seperti halnya Arktik dan Himalaya sangat rentan terhadap pencairan es yang berdampak pada menyusutnya luas daratan akibat naiknya permukaan air laut.
Apa dampak Black Carbon terhadap kesehatan?
Dengan diameter tidak lebih besar dari 2,5 mikrometer, partikel-partikel ini amat jauh lebih kecil dari sebutir garam meja sehingga memungkinkan mereka menembus ke bagian terdalam paru-paru dan menjadi fasilitator dari proses pengangkutan senyawa beracun masuk ke dalam aliran darah.
PM2.5 telah ditengarai sebagai biang dari sejumlah dampak kesehatan termasuk kematian dini pada orang dewasa dengan penyakit jantung dan paru-paru, stroke, serangan jantung, penyakit pernapasan kronis seperti bronkitis, asma parah dan gejala kardio-pernapasan lainnya.
Ia juga bertanggung jawab atas kematian dini anak-anak akibat dari infeksi saluran pernapasan akut seperti halnya pneumonia.
Menurut data yang dilansir oleh Climate and Clean Air Coalition, setiap tahun, diperkirakan 7 juta kematian dini dikaitkan dengan polusi udara PM2.5 yang berasal dari rumah tangga dan lingkungan sekelilingnya.
Apa dampak Black Carbon terhadap vegetasi dan ekosistem?
Karbon hitam dapat berpengaruh pada kesehatan ekosistem dalam beberapa cara: dengan mengendap pada daun tanaman dan meningkatkan suhunya, meredupkan sinar matahari yang mencapai bumi, dan memodifikasi pola curah hujan.
Perubahan pola curah hujan dapat memiliki konsekuensi yang luas baik bagi ekosistem maupun berbagai kegiatan manusia di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Semisal, perubahan musim hujan terlihat dari terjadinya pergeseran waktu dimulai dan berakhirnya maupun lama dan sebentarnya serta tingkat curah hujan dan luasan wilayah yang terkena hujan.
Perubahan tersebut berpotensi untuk mengganggu siklus masa tanam dan panen sehingga meningkatkan kecenderungan terjadinya gagal panen di sebagian besar masyarakat yang tinggal di Asia dan Afrika yang masih mengandalkan hidupnya dari bercocok tanam.
Editor: Mahendra Uttunggadewa