KALPATARA.ID – Laporan Badan Pangan Dunia (FAO) pada tahun 2023 menyatakan bahwa sekitar 258 juta pendududuk dunia di 58 negara mengalami kerawanan pangan. Data tersebut meningkat sekitar 153 juta hanya dalam waktu satu tahun. Isu yang telah menjadi fakta bahwa dunia tengah menghadapi ancaman krisis pangan menjadi perhatian khusus dalam Kongres Kebudayaan Indonesia 2023.
Visi mewujudkan kedaulatan pangan nasional lewat kebudayaan menjadi tema utama Kongres Kebudayaan Indonesia 2023. Budaya untuk kedaulatan pangan juga telah diangkat sebagai motor gerakan Nusantara Code. Kedaulatan pangan menjadi
perhatian bersama pemerintah, aktifis, akademisi dan masyarakat. Upaya merekonsiliasi budaya untuk kedaulatan pangan ini disampaikan langsung oleh Damayanti Buchori, Guru Besar Ekologi IPB dalam pidato kebudayaan dalam pidato Kongres Kebudayaan Nasional beberapa waktu lalu.
Mengangkat tema Kebudayaan dan Kedaulatan Pangan dengan judul “Sebuah Refleksi Sejarah Pengetahuan dan kemanusiaan. Suara dari pesisir dan pulau-pulau kecil” perempuan yang akrab disapa Dami menjelaskan bagaimana peradaban manusia di bumi dipengaruhi oleh pertanian.
Kongres Kebudayaan yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali menitik beratkan pada isu sentral yang beririsan dengan situasi saat ini tentang ancaman krisis pangan global. Pangan dan kebutuhan dasar yang menentukan sebuah peradaban. Seperti dikutip dalam pembukaan pidato Bung Karno puluhan tahun silam bahwa hidup matinya sebuah bangsa bergantung pada pertaniannya.
Alam raya yang telah berusia 13, 7 milyar tahun sementara kehadiran manusia sekitar 300.000 tahun lalu telah membuat banyak perubahan bagi bumi itu sendiri. Seiring perkembangan manusia mulai mempelajari bercocok tanam atau pertanian. agrokultur lahir sekitar 12.000 tahun yang lalu dan ternyata menjadi yang membuat perubahan besar pada peradaban manusia itu sendiri.
Manusia melakukan teknik pertanian sesuai dengan kondisi alam dan sosial setempat. Teknik yang dilakukan dijadikan budaya pertanian tersebut menjadi sistem yang diturunkan. Pengolahan tanah atau pertanian menghasilkan pengetahuan dan budaya pertanian yang holistik.
Dalam persfektif Kebudayaan dan Kedaulatan pangan, Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan beragam kebudayaan masyarakat yang mengikutinya membuat sistem pangan didirikan diatas keragaman. perbedaan sistem pertanian di setiap wilayah merupakan manifestasi dari keberagaman masyarakat nusantara. 17.000 pulau yang ada di nusantara menjadikan Indonesia memiliki keragaman sosial, budaya dan ekologi yang membentuk sistem pangan di setiap daerah berbeda-beda khas spesifik lokasi.
Dami memberikan contoh pangan lokal khas suku Karo Sumatra Utara bernama bunga Dawa. Bunga Dawa menjadi sumber pangan alternatif pengganti padi. Menariknya bunga Dawa ini juga ada di tanah Jawa namun dengan sebutan yang berbeda yakni bunga jwawud. Pelestarian pangan lokal alternatif sangat menjadi problem solving yang solutif untuk menjawab tantangan krisis pangan lewat jalan budaya.
Pada United Food System Summit 2021 PBB menetapkan dan mengarahkan negara-negara melakukan transformasi sistem pangan. Penguatan keanekaragaman diversifikasi pangan lokal serta penerapan sistem pertanian berbasis budaya merupakan tindak lanjut dari arahan tersebut.
Kongres kebudayaan mendorong agar kedaulatan pangan dapat dilakukan melalui jalan budaya dengan mengembalikan kearifan lokal dan foklor yang ada di daerah. Pada topik ini visi dan misis gerakan Nusantara Code telah sejalan dengan pemerintah melalui Kongres Kebudayaan. Nusantara Code selama ini secara konsisten mengampanyekan budaya khusunya di bidang pertanian demi mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
Pemahaman holistik menjadi hilang ketika modernisasi hadir. Revolusi hijau merusak keragaman sistem pertanian yang menghasilkan biodiversitas keragama menjadi tidak beragam. Revoulsi tidak memandang geografis alam dan keunikan sosial menyebabkan degradasi lahan, punahnya benih lokal, menghilangkan agrobiodiversity serta menghilangnya kearifan lokal dan menimbulkan monokultur. Sistem ketahanan pangan tradisional seperti lumbung misalnya yang tergeser oleh pertanian industri.
Indonesia sendiri telah dan sedang mengupayakan program pengembangan food estate. Tetapi hal itu tidak serta merta menjawab masalah krisis pangan. Gerakan Nusantara Code telah memitigasi Budaya untuk kedaulatan pangan sejak empat tahun terakhir.
“Dengan nyaringnya Budaya Untuk Kedaulatan Pangan disuarakan di Kongres Kebudayaan Nasional ini menunjukkan Nusantara Code dan pemerintah telah berada dalam satu vibrasi yang sama.” ujar Wulansary, Direktur Eksekutif Nusantara Code kepada Kalpatara.
Dalam kesempatan Kongres Kebudayaan Nasional juga turut diisi oleh pembicara yang juga merupakan salah satu pendiri gerakan Nusantara Code Lisa Febriyanti. Kehadiran Nusantara Code di Kongres Kebudayaan Indonesia 2023 menjadi validasi bagi gerakan Nusantara Code yang tengah berupaya menempatkan kembali budaya pertanian yang selaras alam sebagai solusi atas ancaman krisis pangan, krisis iklim hingga krisis identitas.
Sebuah kutipan bijak menyebutkan “Ketika kamu menjual senjata kamu mengendalikan tentara, ketika kamu mengontrol makanan kamu mnegendalikan masyarakat, tetapi ketikam kamu mengontrol benih kamu mengendalikan semua kehidupan” Vanandana ashiva.***