KALPATARA.ID-Bulan Juli ini ada dua peristiwa astronomi yang melibatkan Bulan dan Matahari menarik dan memperlihatkan bagaimana interaksi dua benda langit terhadap bumi adalah tarian kosmik yang sistemik.
Fase Bulan baru Juli 2024 terjadi pada saat Bumi mencapai kisaran titik terjauh dari Matahari yang disebut Aphelion.
Bulan baru Waktu Indonesia Barat terjadi pada 6 Jul 2024, 05:57 WIB menurut Time and Date. Sedangkan Aphelion terjadi pada 5 Juli 2024, puku 12:06 WIB dan dua hari kemudian bulan muda akan mendekati Merkurius di langit malam.
Bulan baru terjadi ketika bulan berada tepat di antara matahari dan bumi. Dalam banyak sistem kalender lunar, mereka menandai awal bulan lunar. Secara teknis, Matahari dan Bulan berada dalam konjungsi, pada garis utara-selatan yang sama yang melewati kutub langit.
Waktu fase Bulan diukur berdasarkan posisi Bulan relatif terhadap Bumi. Sehingga fase tertentu terjadi pada waktu yang sama di seluruh dunia. Perbedaan apa pun hanya disebabkan oleh zona waktu – di Melbourne, Australia, misalnya, bulan baru terjadi pada pukul 08:57 pada tanggal 6 Juli.
Dalam pandangan, bulan baru tidak terlihat kecuali terjadi gerhana. Fenomena ini tidak terjadi setiap bulan, karena orbit bulan dan bumi tidak sejajar sempurna; kemiringan relatif satu sama lain sekitar 5 derajat. Bayangan bulan kemudian “merindukan” Bumi hampir sepanjang waktu. (Gerhana matahari berikutnya baru akan terjadi pada 2 Oktober 2024).
Aphelion dan Pengaruhnya
Bumi mencapai Aphelion yang berarti jarak bumi kita lebih jauh dari matahari dibandingkan periode lain dalam orbit tahunannya.
Orbit bumi mengelilingi matahari agak elips, atau berbentuk oval. Jarak kita dari Matahari dapat bervariasi hingga 3% sepanjang tahun. Variasi kecil ini tidak cukup signifikan untuk terlihat oleh sebagian besar pengamat.
BMKG menyatakan, jarak matahari dengan bumi ini tidak memberikan pengaruh pada cuaca yang berlangsung di bulan Juli. Di masa ini, wilayah Indonesia mengalami musim kemarau dan posisi matahari berada di belahan Utara, sehingga musim dingin terjadi di belahan Selatan.
Indonesia yang terletak di Khatulistiwa, sesuai dengan pergerakan angin muson di masa ini terjadi Australia menuju Asia, yang membawa angin musim dingin dari Selatan.
Jarak Bumi-Matahari memberikan pengaruh pada pasang surut air laut. Saat Bumi berada pada titik terdekatnya dengan Matahari (perihelion), yang terjadi sekitar tanggal 2 Januari setiap tahun kalender, rentang pasang surut meningkat. Saat Bumi berada pada titik terjauh dari Matahari (aphelion), sekitar tanggal 2 Juli, rentang pasang surut berkurang.***