KALPATARA.ID– Di era 90an, sebuah tv swasta ada sebuah tayangan iklan yang unik, dimana ada seorang anak muda yang melompati tumpukan batu yang cukup tinggi. Tentu kita penasaran dengan iklan tersebut, yang sebenarnya merupakan visualisasi dari tradisi masyarakat Nias yang dikenal dengan Fahombo.
Fahombo merupakan tradisi melompati susunan batu yang tinggi, dan biasanya hanya dilakukan oleh anak laki-laki. Secara spesifik tradisi ini merupakan simbol transisi dari masa remaja ke masa dewasa.
Tradisi Fahombo diwariskan secara turun-temurun pada anak laki-laki. Namun, tidak semua anak laki-laki sanggup melakukan tradisi ini, meskipun mereka telah dilatih sejak kecil. Masyarakat Nias percaya bahwa selain latihan ada unsur magis dari roh leluhur untuk seseorang yang berhasil melompati batu dengan sempurna.
Asal-usul Tradisi
Fahombo merupakan tradisi lompat batu dari Pulau Nias. Fahombo sendiri sudah dikenal sejak lama di tanah air, bahkan tradisi ini pun telah mendunia. Masyarakat Nias mengenalnya sebagai tradisi Hombo Batu atau Fahombo yang hanya bisa dilakukan oleh anak laki-laki.
Tradisi lompat batu ini berasal dari Desa Bawomataluo, Pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara.
Awalnya desa-desa di pulau itu membentengi diri dengan batu dan bambu setinggi dua meter dan ketebalan sekitar 40cm. Warga desa yang tengah bersiap perang kemudian melakukan lompat batu.
Pantas tidaknya seorang lelaki Nias menjadi prajurit perang ditentukan oleh pemimpin Pulau Nias dari bangsawan strata balugu. Balugu merupakan gelar adat tertinggi di Nias, yang sangat disegani dan dihormati.
Kriteria prajurit perang di masa silam adalah memiliki fisik yang kuat, menguasai ilmu bela diri, ilmu hitam, dan harus bisa melompati susunan batu setinggi lebih dari 2 meter tanpa menyentuh permukaannya sedikitpun.
Lompat batu itu menjadi tes akhir yang kemudian memberikan kebanggaan para pemuda serta keluarganya.
Selain itu, laki-laki yang telah berhasil melakukan lompat batu dapat menyandang gelar pembela desa. Penyandang gelar ini berarti bertanggung jawab penuh untuk membela desanya agar tidak diserang ketika terjadi konflik antara masyarakat.
Makna Fahombo
Tradisi Fahombo batu berasal dari Pulau Nias ini memiliki sisipan makna dan simbolisme yang mendalam. Lompat batu di Nias adalah simbol transisi seorang laki-laki dari masa remaja ke dewasa.
Makna dari Fahombo ini turut menandai peralihan dari tingkat ketergantungan menjadi kemandirian. Dan juga menjadi simbol penghormatan terhadap leluhur.
Makna mendalam lainnya seperti keberanian seorang laki-laki menghadapi tantangan hidup, dan persatuan dalam menjaga keutuhan masyarakat di Pulau Nias.
Jadi Atraksi Budaya, Datangkan Keuntungan Ekonomi
Sebagai tradisi, Fahombo telah berubah menjadi ritual dan simbol budaya masyarakat Pulau Nias. Bukan sebagai pembukaan peperangan seperti di zaman dahulu lagi.
Fahombo biasanya menjadi atraksi budaya, yang seringkali ditampilkan bersama atraksi tari perang dari masa lampau di pulau tersebut.
Bagi seorang laki-laki Nias yang berhasil melompati susunan batu setinggi 2 meter akan diberikan pengakuan sudah dewasa. Di samping itu, lelaki tersebut juga dianggap mampu melakukan hak dan kewajiban sosial sebagai orang dewasa. Jika berhasil, laki-laki tersebut dianggap heroik dan bermartabat.
Selain sebagai tolak ukur dewasa, Fahombo juga dijadikan faktor penentu lainnya, yaitu ketika laki-laki sudah cukup matang untuk menikah. Laki-laki yang berhasil menaklukkan ketinggian susunan batu itu akan bangga, termasuk juga keluarganya.
Pihak keluarga laki-laki yang telah teruji ketangkasannya itu biasanya akan melakukan syukuran sederhana dengan menyembelih ayam atau hewan lainnya.
Selain ditampilkan secara adat, tradisi Fahambo kini menjadi pertunjukkan atraksi yang menarik, khususnya bagi para wisatawan yang datang ke Pulau Nias.***