KALPATARA.ID – “Hutan adalah Mama, Laut adalah Bapak, dan Pesisir adalah Anak” demikanlah ajaran filososfi leluhur raja ampat Papua. Dari sanalah masyarakat raja ampat memaknai bahwa menyelamatkan alam harus dilakukan secara kesatuan. Menurut ketua dewan Global Geopark UNESCO Dr. Guy Martini, “Geopark, inisiatif UNESCO, adalah wilayah baru abad ke-21, di mana konservasi dan peningkatan warisan geologi hidup bersama dengan eksperimen dan pembangunan berkelanjutan.”
Pada Sidang dewan eksekutif UNESCO ke-216 di Paris, Prancis September lalu kawasan Raja Ampat diputuskan sebagai Global Geopark. Dalam sidang tersebut Raja Ampat dianggap memiliki potensi menakjubkan tentang kekayaan bawah laut serta ekosistem alamnya. Penghargaan ini secara resmi diberikan pada September lalu di Maroko bertepatan dengan Konferensi Internasional UNESCO ke 10 di salah satu global geopark di Marracesh Maroko. Raja Ampat memiliki julukan indah The emerald karst of the equator .
Raja Ampat merupakan satu-satunya kawasan geopark berupa karst-karst raksasa yang berada di jalur khatulistiwa. Batuan-batuan kokoh tersebut adalah batuan tertua yang tersingkap di dunia. Keberadaanya diperkirakan telah ada sejak 400 jutaan tahun yang lalu. Batuan Karst tersebut disebut Slir – Devonian yang terletak di Misool.
Raja Ampat sebagai Global Geopark memiliki lebih dari 2500 pulau kecil dengan kekayaan laut yang mempesona. Sebagai destinasi wisata di Papua Raja Ampat memiliki citra luar biasa yang mendunia karena keindahan landscapenya yang menakjubkan.
Di kawasan geopark Raja Ampat terdapat berbagai cagar alam serta konservasi nasional yang melindungi flora dan fauna yang nyaris punah. Raja Ampat Global Geopark memiliki sekitar 258 spesies jenis burung dimana 10 diantaranya adalah fauna endemik Papua seperti Cendrawasih Maleo Waigeo dan Raja Ampat Pitohui.
Struktur geologi Raja Amapt memepengaruhi pelarutan dan denudasi yang menghasilkan batu-batu kapur dengan beragam bentuk aneh dan uni berukuran raksasa. Nilai keanekaragama hayati yang terangkum di Raja Ampat tersusun lengkap dan dianggap mewakili hampir sepersepuluh usia bumi.
Global Geopark raja Ampat mewarisi mega dioversity dunia baik dilautan damupun daratannya. Tepat di jantung segitiga karang dunia terlihat dengan kayanya keanekaragaman hayati bawah laut Raja Ampat.
Mengutip dari situs rajaampatgeopark, Raja Ampat memiliki tiga warisan dunia yang harusdilindungi berupa warisan geologi, warisan biologi dan warisan budaya. Sebagai warisan budaya dahulunya Raja Amat adalah sebuah lautan. Raja Ampat mewarisi budaya baik benda maupun tak benda yang telah ada sejak zaman pra sejarah. Beragam budaya dan tradisi suku asli setempat membuat Raja Ampat menjadi kawasan geopark yang tetap terjaga alammnya selaras dengan tetap berpegang pada warisan budaya yang diturunkan nenek moyang.***