KALPATARA.ID– Tepat pada 22 April 2024 ini, menjadi peringatan Hari Bumi yang ke-54, sejak pertama kali diperingati pada tahun 1970. Tema peringatan kali ini adalah Planet vs Plastik.
Hari Bumi Sedunia ini terinspirasi dari gerakan mahasiswa anti perang dan civitas akademika di Amerika Serikat.
Yang kemudian digagas menjadi social movement dalam momentum peringatan Hari Bumi Sedunia oleh Gaylord Nelson. Ia adalah seorang senator muda dari Wisconsin, Amerika Serikat dan juga seorang pengajar lingkungan hidup.
Di negara-negara yang menganut faham demokrasi, gerakan mahasiswa menjadi instrumen demokrasi yang dilandasi oleh moral, etika dan nurani. Bukan berdasarkan kepentingan.
Inilah kenapa ekosistem demokrasi perlu dijaga. Karena bumi yang kita jadikan tempat tinggal ini perlu juga mendapatkan advokasi agar tetap terjaga dan tetap lestari.
Planet vs Plastik
Earthday.org merupakan organisasi nirlaba yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, yang bermarkas di Washington DC, Amerika Serikat. Organisasi inilah yang pertama kali memobilisasi massa pada peringatan Hari Bumi 22 April 1970 silam.
Dikutip dari laman Earthday.org, tema resmi peringatan Hari Bumi Sedunia 2024 adalah “Planet vs. Plasti.
Sebagai organisasi lingkungan yang progresif, Earthday terus berkomitmen untuk mengakhiri penggunaan plastik demi kesehatan manusia dan bumi. Dengan target pengurangan 60% produksi semua plastik pada tahun 2040.
Dan tentunya tema ini bukan sekadar peringatan, namun juga ajakan kepada seluruh dunia untuk mengambil tindakan nyata.
Peringatan Hari Bumi tahun ini, secara khusus bertujuan untuk segera meningkatkan kesadaran masyarakat, menghentikan penggunaan plastik sekali pakai. Dan mendesak untuk adopsi Perjanjian PBB tentang pencemaran plastik.
Pencemaran ini juga termasuk praktik fast fashion yang merugikan lingkungan.
Fast Fashion adalah istilah yang digunakan oleh industri tekstil yang memiliki berbagai model fashion yang silih berganti dalam waktu yang sangat singkat. Serta menggunakan bahan baku yang berkualitas buruk, sehingga tidak tahan lama.
Gagasan Peringatan Hari Bumi Sedunia
Perlu diketahui bahwa pada tahun 1960-an hingga 1970-an, Amerika Serikat mengalami gejolak ekonomi dan politik. Dimana masyarakat Amerika kala itu, terpapar gas bertimbal dalam jumlah besar yang disebabkan oleh pabrik-pabrik menghasilkan asap dan lumpur yang tak terkontrol.
Hal ini membuat lingkungan di sekitar menjadi tercemar, namun saat itu masih banyak masyarakat yang belum sadar akan dampak buruk ini.
Berawal dari permasalahan tersebut akhirnya pada tahun 1962, Rachel Carson menerbitkan buku berjudul “Silent Spring”. Yang menaruh fokus pembahasan pada masalah lingkungan terutamanya bahaya pestisida di pedesaan Amerika.