KALPATARA.ID-Hari Raya Nyepi dirayakan oleh umat Hindu Bali. Ternyata peringatan Tahun Baru Saka ini tidak ada di negara-negara lain di dunia. Tradisi memperingati Hari Raya Nyepi hanya dilakukan oleh umat Hindu Bali.
Peringatan Hari Raya Nyepi dirayakan pada tanggal 1 bulan ke 10 Caka, atau dengan sebutan secara tradisi, Penanggalan Apisan Sasih Kedasa. Diperingati sebagai tahun baru menurut penanggalan Bali.
Meskipun dilaksanakan sebagai bagian dari ritual keagamaan Hindu, ternyata Hari Raya Nyepi tidak dilakukan di India yang juga mayoritas beragama Hindu.Bahkan, tidak ada di dunia manapun. Hari Raya Nyepi, adalah kekhasan umat Hindu Bali.
Rangkaian Hari Raya Nyepi
Hari Raya Nyepi merupakan rangkaian ritual yang dilaksanakan beberapa hari sebelumnya. Dimulai dari Melasti, yang dilaksanakan pada penanggal 13 Sasih Kasanga.
Lontar Sundarigama memberikan landasan tentang tujuan melasti sebagai masa dimana para dewata melakukan penyucian diri menuju pusat samudera. Berdasarkan inilah kemudian pelaksanaan melasti dilakukan di sumber-sumber air.
Di dalam pelaksanaannya melasti merangkum buana alit (manusia) dan bhuana ageng (alam semesta) untuk bersama, mengakhiri warsa (tahun) yang telah terjalani dan terlewati, menghanyutkan kekotoran dari jejak langkah untuk kemudian bersiap diri dalam diri yang bersih di warsa berikutnya.
Sehari kemudian, umat Hindu Bali melaksanakan ritual Mecaru, Tawur Kasanga, dan pangrupukan dilakukan sehari sebelumnya merupakan bagian dari upacara buta nyadnya, persembahan untuk butha kala. Ogoh ogoh dibuat sebagai simbol dari butha kala yang ditampilkan dalam wujud yang besar dan seram.
Puncak Hari Raya Nyepi adalah pelaksanaan Catur Brata Penyepian. Di hari ini, mulai dari pukul 6 pagi hingga pukul 6 pagi keesokan harinya mewajibkan empat pantangan, yaitu: amati geni (tidak boleh ada api/cahaya), amati karya (tidak boleh bekerja), amati lelungan (tidak boleh bepergian), amati lelanguan (tidak boleh menikmati atau menyelenggarakan hiburan).
Lebih jauh lagi, penghentian gerak tubuh manusia Bali dalam Catur Brata Penyepian dimaknai untuk meningkatkan kesadaran akan keberadaan panca mahabutha dalam diri. Panca mahabhuta adalah lima unsur alam: akasa, bayu, teja, apah dan pertiwi. Unsur-unsur tersebut ada dalam manusia juga alam semesta dan merupakan elemen penciptaan jagat.
Rangkaian Nyepi ditutup dengan ritual Ngembak Geni, sehari sesudah Catur Brata Penyepian. Ritual ini merupakan simbol umat Hindu Bali membuka lembar baru dengan kembali menyalakan api untuk kehidupan selanjutnya.
Semua rangkaian peringatan tahun baru ini dilaksanakan dengan sakral dan penuh makna. Penyambutan tahun baru bukan dilaksanakan dengan pesta, melainkan dengan pembersihan diri untuk menyiapkan era baru dan melakukan refleksi penuh untuk memulai tahun baru dengan hal-hal yang baik.
Bedanya Perayaan Tahun Baru Saka di India
Bali merayakan Tahun Baru sesuai penanggalan Bali yang jatuh pada Sasih Kadasa. Sedangkan di India melaksanakan K Tahun Baru di bulan Chaitra, pada bulan Maret atau April karena bervariasi setiap tahunnya.
Menurut Sanatana Dharma, hari pertama Chaitra Navratri menandai awal Tahun Baru. Di tahun 2024, tahun baru India akan jatuh pada 9 April.
Di saat ini, Hindu India melaksanakan ritual doa yang dipanjatkan pada Dewi Durga, Dewi Laksmi dan Dewa Kuber yang merupakan dewa kemakmuran.
Selain berdoa, tahun baru India dilaksanakan dengan makanan khas serta baju-baju baru. Mereka juga saling berkunjung dan berbagi makanan.
Itulah bedanya dengan Hari Raya Nyepi yang menjadi khas umat Hindu Bali. Perhitungannya mengikuti astronomis dan diisi dengan tradisi sakral satu-satunya di dunia.***