KALPATARA.ID– Jakarta Osoji Club (JOC) adalah salah satu komunitas yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, khususnya limbah sampah di DKI Jakarta, yang secara rutin melakukan aksi bersih-bersih di ruang publik dengan tujuan dapat menginspirasi masyarakat memiliki budaya ‘Malu Buang Sampah Sembarangan’ di Jakarta.
JOC ini didirikan sebagai bentuk keprihatinan seorang ekspatriat Jepang, Tsuyoshi Ashida. Berawal dari hobi olahraganya yang dilakukan setiap Minggu pagi di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Tsuyoshi Ashida merasa prihatin melihat begitu banyak sampah yang berserakan di lingkungan tersebut. Lalu ia mengajak rekan satu negerinya yang rekan satu negerinya yang bekerja dan tinggal di Jakarta untuk membentuk JOC.
Berdasarkan data BPS tahun 2022, jumlah volume sampah terangkut di DKI Jakarta mencapai 7543,42 ton/ hari, yang terdiri dari 3761,90 ton/ hari sampah organik, 3749,84 ton/hari sampah anorganik dan 31,68 ton/ hari sampah bahan beracun dan berbahaya.
Dalam bahasa Jepang, “Osoji atau Daisoji” memiliki arti pembersihan rumah. Di Jepang sendiri, Osoji merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Jepang untuk melakukan pembersihan lingkungan rumah, kantor dan ruang publik, khususnya dalam menyambut tahun baru.
Aktivitas JOC pertama kali dilakukan pada tanggal 29 April 2012 di sekitaran Gelora Bung Karno Senayan dan momen tersebut dijadikan tanggal berdirinya JOC.
Dengan mengusung tagline “Malu Buang Sampah Sembarangan”, komunitas ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat Jakarta agar tidak membuang sampah sembarangan dan menanamkan rasa malu jika membuang sampah sembarangan serta lebih bertanggung jawab atas sampah yang telah dihasilkan.
JOC memiliki kegiatan rutin yang dilakukan setiap 2 minggu sekali yaitu petik sampah dan edukasi. Petik sampah merupakan kegiatan memungut sampah yang seringkali dilakukan saat car free day.
Sedangkan untuk edukasi merupakan kegiatan kampanye dan sosialisasi mengenai kebersihan, buang sampah pada tempatnya dan osoji time di sekolah dan universitas (JOC Goes to School).
Kegiatan lain yang dilakukan JOC diantaranya menjadi relawan kebersihan di beberapa festival budaya Jepang yang ada di Jakarta, seperti Jak Japan Matsuri, Ennichisai, Gelar Jepang, Sakura Matsuri, dan masih banyak lagi.
Berkat keseriusannya dalam mengatasi masalah kebersihan lingkungan, JOC telah mendapatkan bantuan sebanyak dua kali dari Japan Foundation dengan memberangkatkan anggotanya ke Jepang pada tahun 2015 dan 2016 untuk melihat pengelolaan sampah, sistem kebersihan di sekolah mulai TK, SD, SMP di Jepang.
Selain itu, JOC juga berkolaborasi dengan komunitas yang berasal dari Jepang seperti AGUVS (Aoyama Gakuin University Volunteer Station) di bidang pendidikan, Green Bird dan Tamagawa Eco Museum di bidang kebersihan sungai dan lingkungan.
Sejauh ini keberadaan JOC telah menginspirasi orang-orang di luar daerah untuk membentuk komunitas serupa di kota-kota lain seperti Medan, Banyuwangi, Palembang, Lampung, Surabaya, Boyolali, dan Bulukumba.***