KALPATARA.ID- Kain Besurek merupakan pengetahuan tradisional yang berupa wastra khas Bengkulu dengan motif dominan kaligrafi Arab. Yang dihiasi dengan perpaduan flora dan fauna yang sarat makna, melambangkan hubungan manusia dan alam dengan sang pencipta.
Kain Besurek ini menjadi penanda akulturasi budaya Arab di daerah Bengkulu.
Dalam kosa kata bahasa Bengkulu, Kain Besurek berasal dari suku kata be termasuk awalan dengan pengertian ber dan surek yang berarti surat atau tulisan.
Sehingga, kain ini memiliki arti kain yang telah dipenuhi dengan surat atau tulisan berciri kaligrafi Arab.
Bagi masyarakat Bengkulu, kain ini digunakan untuk kebutuhan sandang dalam tradisi masyarakat Bengkulu.
Sebagai karya budaya dari Provinsi Bengkulu , wastra Bengkulu ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2015.
Asal usul Kain Besurek
Asal usul Kain Besurek bermula saat hijrahnya pahlawan Pangeran Sentot Alibasya beserta keluarga dan pengikutnya ke daerah Bengkulu.
Hal ini dibuktikan oleh pengrajin dan pemakai kain ini awalnya sebagian besar berasal dari keturunan Pangeran Sentot Alibasy.
Kemudian kain ini lebih banyak digunakan sebagai perlengkapan upacara adat (daur hidup) seperti upacara kelahiran (cukur rambut anak), perkawinan, kematian dan upacara adat lainnya.
Pada upacara kelahiran, kain ini digunakan sebagai ayunan anak. Kain ini dipakai sebagai penutup kepala (destar) oleh pengapit (pendamping) pengantin laki-laki saat pelaksanaan akad nikah.
Selanjutnya, kain ini juga oleh pemuka adat dalam acara Mufakat Rajo Penghulu (rapat panitia persiapan upacara pernikahan).
Sedangkan pengantin wanita menggunakan selendang kain ini pada waktu acara Bedabung (mengikir gigi), mandi-mandi dan ziarah ke kuburan sebelum menikah.
Seiring dengan perkembangan penggunaan kain besurek dan perkembangan nilai ekonominya. Motif kain ini juga mengalami perkembangan dengan dikenalnya motif kreasi baru sesuai dengan pangsa pasar seperti motif bunga raflesia arnoldi serta unsur lainnya tanpa meninggalkan motif kaligrafi arab.
Fungsi Kain Besurek Bagi Masyarakat Bengkulu
Secara tradisional Kain Besurek Bengkulu berfungsi sebagai pelengkap dan penunjang acara adat.
Bertolak dari pandangan fungsional, kain ini menjadi alat untuk memenuhi kebutuhan keagamaan dan adat yang berhubungan dengan upacara daur hidup manusia.
Dilansir dari laman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, disebutkan bahwa fungsi dan nilai wastra Bengkulu ini menurut pemuka-pemuka adat Bengkulu tergantung dari motif dan warnanya, yaitu:
- Sebagai penutup jenazah, sebagai koleksi harta warisan yang disusun disamping jenazah.
- Selendang pada waktu ziarah ke makam leluhur oleh wanita muda yang akan menikah.
- Selendang pada waktu melayat ke rumah duka oleh wanita setengah tua
- Sebagai penutup jenazah sebelum dimandikan atau pelapis kedua keranda jenazah.
- Dalam upacara pernikahan, kain ini digunakan pengantin dalam acara mandi-mandi.
- Penutup kepala (destar) kaum lelaki atau tengkuluk kaum hawa dalam acara adat.
- Kain ini juga digunakan sebagai hantaran pada kamar pengantin tradisional Bengkulu.
Upaya Pelestarian Wastra Bengkulu
Pemerintah Kota Bengkulu juga sudah menetapkan 18 November sebagai Hari Batik Kain Besurek. Bahkan, ornamen kain Besurek dijadikan ikon menuju Visit Bengkulu Years 2020.
Wastra Bengkulu ini juga semakin mendunia tampil pada ajang “Lombok International Modest Fashion Festival” (LIMOFF), di Merumata Senggigi Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada tahun 2023 yang lalu.
Dengan demikian, wastra Bengkulu ini merupakan ciri dan karya budaya Bengkulu, yang juga menjadi khasanah wastra Nusantara.***