KALPATARA.ID- Kampung Blekok merupakan salah satu sustainable tourism di Jawa Timur, yang berbasis konservasi mangrove dan menjadi rumah bagi burung blekok yang hampir punah. .
Kampung Blekok ini terletak di Dusun Pesisir, Desa Klatakan Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo Jawa Timur. Lokasi wisata ini terletak di jalur pantai utara, kira-kira 9km dari pusat kota Situbondo. Sehingga jarak tempuhnya hanya sekitar 20 menit dari Situbondo.
Selain menjadi rumah bagi penduduk, desa wisata ini juga menjadi rumah bagi berbagai jenis tanaman mangrove dan ribuan burung blekok.
Bertujuan untuk melestarikan burung blekok yang hampir punah, masyarakat setempat membuat penangkaran burung di desa wisata ini. Wisatawan yang berkunjung ke desa ini dapat ikut serta dalam kegiatan penangkaran, memberi makan burung, hingga merawat burung yang sedang sakit.
Dalam bahasa setempat, blekok memiliki arti bangau. Maka Kampung Blekok adalah Kampung Bangau.
Berawal dari Kawasan Pesisir yang Tidak Dikelola
Sebelum menjadi destinasi wisata, Kampung Blekok merupakan kawasan pesisir pantai yang tidak dikelola dengan baik.
Bedanya, tempat ini memiliki ribuan burung air yang menetap di sana. Satwa itu sempat terusik oleh para pemburu dari luar kampung. Dan tak hanya itu, tempat itu juga dihuni kawanan monyet liar. Monyet ini kerap masuuk ke perkampungan dan mengganggu warga.
Pada tahun 2015, masyarakat mulai menggagas kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Yang bertujuan membentuk kelompok sadar wisata itu agar satwa kelestarian satwa di wilayah itu tetap terjaga.
Sebenarnya kampung ini juga memiliki potensi desa lainnya, yaitu sebagai sentra kerajinan masyarakat. Mayoritas warga setempat memiliki kerajinan dari kerang hingga kayu.
Eksistensi Pokdarwis ini mendapat respon positif dari Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Situbondo.
Pada 2016, sejumlah sarana wisata mulai dibangun di kampung tersebut, seperti jogging track menuju hutan mangrove hingga tempat tinggal burung blekok.
Dan pada 2019, destinasi wisata ini diresmikan dan bisa dikunjungi masyarakat.
Daya Tarik Kampung Blekok
Sebagai kawasan konservasi mangrove yang sebaran mangrovenya menyentuh 60 persen dari luas kawasannya, daya tarik utama dari Kampung Blekok adalah kesempatan berinteraksi langsung dengan berbagai jenis tanaman mangrove.
Tak hanya itu, destinasi wisata ini memiliki panorama alam yang indah karena terletak di pesisir pantai. Hutan mangrove sudah dikelola dengan baik. Bahkan, nelayan juga menyediakan perahu wisata untuk menikmati keindahan Kampung Blekok.
Kampung Blekok menjadi terkenal juga karena peran komunitas fotografi yang suka memotret burung blekok. Keberadaan burung itu menjadi sorotan lensa para fotografer.
Di kampung ini terdapat 11 jenis burung air dengan jumlah sekitar 15.000 ekor di lokasi wisata itu. Selain itu, lokasi wisata itu memiliki 16 jenis mangrove.
Bagi wisatawan yang ingin berinteraksi secara langsung dengan Burung ini. Cukup menyeberang menggunakan perahu menuju kawasan konservasi Blekok di bagian timur.
Selain keindahan alam yang menakjubkan,destinasi wisata ini juga dikenal dengan kerajinan tangan masyarakatnya. Mulai dari pembuatan alat musik menggunakan bahan baku sampah, odheng (penutup kepala khas Situbondo), kerajinan kayu dan kerang.
Apresiasi dan Pencapaian Kampung Blekok
Berkat keindahan dan keunikan dari konsep wisata di Kampung Blekok. Kampung ini langsung mendapat apresiasi.
Pada tahun 2021, masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), dan terpilih menjadi juara I untuk kategori Desa Wisata Rintisan.
Konsep ekowisata kampung ini mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekitar. Sebab, warga turut dilibatkan mengelola wisata tersebut. Selain itu, kerajinan lebih mudah dipasarkan bagi wisatawan.
Itulah salah satu sustainable tourism yang juga menjadi konservasi hutan mangrove dan rumah bagi burung bangau yang ada di Kampung Blekok. Dan tentunya kampung ini dapat dijadikan referensi destinasi wisata kamu berikutnya.***