KALPATARA.ID – Dikutip dari IDN Times Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia yang juga Pimpinan Operasi Penanganan Polusi Jakarta Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapakan masalah polusi tidak akan selesai dalam sebulan dua bulan saja. Butuh waktu setidaknya satu tahun untuk menangani masalah polusi udara saat ini hingga selesai.
Sementara kini udara buruk telah memasuki ruang anak seperti sekolah. Mitigasi polusi perlu dilakukan demi solusi jangka panjang yang berkelanjutan. Mitigasi polusi dilakukan dengan cara mengedukasi dan sosialisasi sejak dini tentang pentingnya menjaga kulitas udara.
Pesan atau kampanye menekankan pada kesadaran menjaga lingkungan demi menghindari dampak buruk polusi lingkungan termasuk polusi udara seperti yang saat ini terjadi.
Sejumlah negara yang pernah mengalami situasi udara buruk seperti China, Inggris dan Thailand juga telah menerapkan sistem mitigasi polusi sejak dini.
Persoalan polusi di lingkungan sekolah dapat dimulai dengan mengenalkan kepada anak dengan metode pendekatan anak seperti mengedukasi anak tentang indeks polusi udara. Indeks polusi udara dapat dikenalkan dengan menggunakan media yang menarik dan disukai anak seperti maskot/karakter dan bendera.
Selain itu dibukakan alokasi anggaran untuk instalasi air purifier di sekolah, membangun dome anti polusi untuk anak berupa playground, mengkampanyekan penggunaan masker anti polusi hingga skema jalan kaki ke sekolah sebagai aksi membangun kesadaran mengurangi polusi udara.
Berbagai mitigasi polusi tersebut menjadi salah satu program pemerintah dalam melakukan mitigasi polusi jangka panjang. Saat ini pemerintah baru mengeluarkan berbagai langkah penanganan polusi secara preventif dan bersifat sementara. Beberapa kebijakan coba dilakukan sebagai upaya menekan polusi udara khususnya kota Jakarta.
Seperti penggunaan kendaraan listrik, himbauan menggunakan moda transportasi umum, pemberlakuan uji emisi kendaraan, penghentian industri yang menggunakan bahan batu bara, instruksi penggunaan scrubber untuk memperbaiki emisi pabrik hingga keputusan WFH bagi wilayah jakarta dan sekitarnya.
Berbagai kebijakan tersebut diakui Luhut tidak serta merta membuat langit udara Jakarta kembali biru apalagi jernih bebas polusi. Banyak faktor yang menjadi kendala dalam mewujudkannya. Selain itu tidak adanya hujan juga membuat langkah-langkah preventif tak cukup menghentikan memburuknya polusi udara.***