KALPATARA.ID–Solar System Geometry Survey (SSGEOS) di cuitan Twitter memberikan prediksi gempa bumi besar bisa terjadi berkaitan dengan peristiwa konjungsi Bulan. Hari ini, gempa bumi terjadi di Laut Seram dan Gunung Semeru meletus lagi.
SSGEOS merupakan sebuah organisasi yang telah mempelajari geometri planet dan Bulan sehubungan dengan aktivitas seismik sejak tahun 2014. Penyelidikan ini dilakukan sejak para peneliti menemukan kaitan antara gerak benda langit dengan aktivitas gempa bumi.
Petunjuk pertama, geometri tertentu di Tata Surya mungkin dapat mengakibatkan gempa bumi ditemukan pada tanggal 23 Juni 2014, ketika tiga gempa bumi berkekuatan ≥ 6,0 terjadi di Pasifik Selatan. Diiikuti di Pasifik Utara, yang berkekuatan puncak 7,9. Pengelompokan gempa kuat ini terjadi dalam waktu delapan jam.
Dari studi yang dilakukan, kedua peristiwa tersebut terjadi setelah tiga konjungsi planet hampir menyatu, yang melibatkan Merkurius, Venus, Mars, dan satu atau lebih planet luar. Penelitian selanjutnya mengungkapkan bahwa posisi Bulan juga sama pentingnya.
Berikut cuitan twitter yang diposting pada 6 Mei UTC
Forecast update
Lunar conjunctions on 3-4 May can result in a strong shake, potentially reaching higher 6 magnitude, most likely later on 6 or early 7 May.
Mercury and Venus will be in a conjunction with Uranus on 7 May, right before New Moon. This can result in a cluster of…
— SSGEOS (@ssgeos) May 6, 2024
Di Indonesia, konjungsi bulan dengan Saturnus menurut data In The Sky terjadi pada Sabtu, 4 Mei 2024 pada pukul 05:31 WIB. SSGEOS juga menambahkan informasi waktu konjungsi planet, Merkurius dan Venus akan berkonjungsi dengan Uranus pada tanggal 7 Mei, tepat sebelum Bulan Baru.
Hal ini dapat mengakibatkan serangkaian gempa yang lebih kuat mendekati magnitudo 6 dan mungkin lebih besar, kemungkinan besar terjadi pada tanggal 8 hingga 10 Mei.
Merkurius dan Venus juga berkonjungsi dengan Jupiter pada 11 Mei. Bumi akan berkonjungsi dengan Matahari dan Uranus pada 13 Mei.