KALPATARA.ID-Hari Kabisat ditetapkan di 29 Februari. Penambahan hari ini menimbulkan pertanyaan. Jika memberikan tambahan hari untuk menyesuaikan tahun matahari, mengapa tidak di akhir tahun, pada 32 Desember ditetapkan sebagai Hari Kabisat?
Penambahan hari kabisat (leap day) pada 29 Februari ternyata memiliki sejarah panjang. Terkait dengan kepercayaan lokal pada saat itu terjadi. Penetapan ini melalui berbagai peristiwa sejarah dunia dan memunculkan kerumitan-kerumitan pada mulanya.
Beberapa kebudayaan kuno (termasuk umat Kristen mula-mula) percaya bahwa dunia diciptakan pada musim semi dan oleh karena itu bulan Maret adalah awal tahun.
Artinya ketika kalender Romawi menambahkan satu hari ekstra di bulan Februari, mereka sebenarnya menambahkan satu hari di akhir tahunnya. Jadi jawaban sederhananya adalah kita menetapkan hari kabisat pada akhir bulan Februari karena orang Romawi melakukannya.
Namun hal itu tidak sepenuhnya benar. Bangsa Romawi tidak menambahkan satu hari ekstra pada tanggal 29 Februari, namun pada tanggal 24 Februari, di situlah jawaban yang lebih rumit dimulai.
Penanggalan Romawi Sebagai Dasar Tahun Kabisat
Raja pertama Roma, menetapkan kalender Republik Romawi sekitar tahun 738 SM. Pada saat itu ditetapkan bahwa satu tahun dimulai pada bulan Martius (sekarang disebut Maret).
Dalam satu tahun panjangnya hanya 10 bulan, dan tidak memperhitungkan musim dingin karena orang-orang tidak bekerja pada saat itu.
Namun karena ketidakteraturan dan menyadari perbedaan kalender Romawi dengan kalender lainnya, pada abad ke-7 SM, Numa Pompilius, raja Romawi kedua, memutuskan bahwa sudah waktunya untuk mulai menghitung bulan-bulan musim dingin secara resmi. Jadi Ianuarius (Januari) dan Februarius (Februari) ditambahkan—pada akhir tahun kalender.
Julius Caesar Menetapkan Hari Kabisat
Kemudian datanglah Julius Caesar, yang memerintahkan membuat kalender matahari baru, dengan bantuan astronom Yunani Sosigenes.
Kalender ini disebut Kalender Julian dan mulai berlalu pada tahun 45 sebelum masehi. Didasarkan pada penghitungan matematika bahwa satu tahun harus terdiri dari tepat 365 hari dan 6 jam. Sehingga, setiap empat tahun 365 hari, enam jam tambahan tersebut akan berjumlah total menjadi satu hari tambahan.
Caesar menambahkan hari kabisat ini setelah 23 Februari dengan memperpanjang 24 Februari menjadi 48 jam. Karena hari ganda ini jatuh pada hari keenam sebelum awal bulan Maret, maka hari tersebut dikenal sebagai bissextus, dan beberapa kebudayaan hingga saat ini menyebut tahun kabisat sebagai Tahun Bissextile.
Kalender Julian, yang juga menjadi awal resmi awal tahun civil year pada 1 Januari, digunakan di seluruh Eropa selama berabad-abad seiring berkembangnya Kekaisaran Romawi.
Namun ketetapan yang memasukkan hari kabisat setiap empat tahun masih melampaui tahun matahari sebanyak 11 menit setiap tahun.