KALPATARA.ID-Roket Vulcan yang berangkat untuk sebuah misi melarung sample DNA dan sisa abu kremasi manusia ke bulan dan luar angkasa, mengalami kegagalan fungsi dalam perjalanan menuju bulan akan jatuh kembali ke Bumi pada Kamis (18/01_ dan terbakar dalam bola api di selatan Samudra Pasifik.
Kebocoran bahan bakar di pesawat pendarat Peregrine menyulitkan badan antariksa untuk melacak pesawat ruang angkasa yang hancur tersebut, namun seiring dengan berkurangnya kebocoran dalam beberapa hari terakhir, jalurnya menjadi lebih dapat diprediksi.
Berdasarkan perhitungan terbaru, pendarat tersebut akan memasuki kembali atmosfer bumi sekitar pukul 21.00 GMT pada hari Kamis, dengan sebagian besar pesawat ruang angkasa terbakar di sebelah timur Australia antara Kaledonia Baru dan Fiji. Tempat berpenduduk terdekat adalah Aneityum, pulau paling selatan di Vanuatu.
“Tantangan yang dihadapi objek spesifik ini adalah ketidakpastian posisi orbitnya yang tepat karena adanya pelepasan bahan bakar di dalamnya,” kata Angus Stewart, kepala pengawasan dan pelacakan luar angkasa di Badan Antariksa Inggris. “Setelah ventilasi tersebut berhenti, orbit menjadi jauh lebih stabil dan kami berhasil melacak Peregrine.”
Peregrine diluncurkan dari Cape Canaveral di Florida pada 8 Januari dengan menggunakan roket Vulcan Centaur. Peluncurannya berjalan sempurna – tidak seperti penerbangan perdana roket – namun Peregrine mengalami kebocoran bahan bakar segera setelah dilepaskan dari bagian atas roket.
Peregrine yang juga membawa misi Celestis Luna juga mengizinkan – untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia – penyimpanan DNA dan arsip data digital di luar Bumi. Semua misi dilaksanakan dengan kepatuhan ketat terhadap hukum internasional dan nasional.
Astrobotic, perusahaan yang memproduksi Peregrine memposting video di media sosial yang menunjukkan pemandangan Bumi sebelum terbakar.
(2/2)Peregrine captured this video moments after successful separation from @ulalaunch Vulcan rocket. Counterclockwise from top left center is the DHL MoonBox, Astroscale’s Pocari Sweat Lunar Dream Time Capsule, & Peregrine landing leg. Background: our big blue marble, Earth! pic.twitter.com/1y4OsosNDp
— Astrobotic (@astrobotic) January 19, 2024
Meskipun demikian, peregrine cukup berhasil mengumpulkan beberapa bahkan mampu mengumpulkan data, seperti sifat lingkungan radiasi antara Bumi dan Bulan. Salah satu instrumen NASA yang akan diluncurkan – Peregrine Ion Trap Mass Spectrometer (PITMS) – sensor dan elektroniknya dikembangkan di Inggris oleh Universitas Terbuka dan RAL Space.
Instrumen tersebut dilaporkan berkinerja baik dalam tes check-out. Teknologi tersebut diharapkan memiliki kesempatan untuk terbang lagi pada misi bulan berikutnya.***