KALPATARA.ID – Mokeasa adalah seni pertunjukan khas masyarakat Ende yang menceritakan asal usul sebuah tempat berama Mokeasa itu sendiri.
Dalam bahasa Ende “Mo” artinya telah lelah mencari, “Ke” artinya ratapan atau ratap tangis. Sementara “Asa” adalah nama seorang anak yang dituturkan dalam legenda Mokeasa.
Mengutip dari laman resmi kemendikbud seni pertunjukan Mokeasa menceritakan tentang legenda Mokeasa yang dimainkan oleh 2-7 orang saja.
Dalam seni pertunjukan tersebut diceritakan tentang sepasang suami istri yang hidup sederhana dan menginginkan memiliki banyak keturunan. Tetapi dalam perjalanan kehidupan mereka impian tersebut tidak terwujud.
Setelah dengan berbagai usaha kemudian pasangan tersebut dikaruniai seorang anak perempuan. Anak tersebut diberi nama “Asa”. Orang tuanya merawat dan mendidik Asa dengan sepenuh hati.
Orang tua Asa selalu menasehati agar Asa senantiasa menjaga diri. Asa pun tumbuh dengan baik dan menjadi anak yang berbakti dan penurut. Beranjak besar Asa mulai memiliki teman. Suatu hari Asa dan teman-temannya bermain.
Pada saat bermain Asa tiba-tiba tidak kembali lagi. Sementara teman-temannya hanya tahu Asa pamit untuk buang air kecil. Mengetahui Asa menghilang orang tua Asa mencari dibantu warga desa.
Selama 40 hari orang tua Asa dan warga desa mencari berkeliling sambil membaca mantra dan memukul gong. Namun Asa tetap tak dapat ditemukan. Orang tua Asa pun memasrahkan nasib anaknya kepada Ndua Nggae.
Ndua Ngga sendiri merupakan perwujudan tertinggi dalam upacara keagamaan yang diyakini masyarakat Ende.
Setelah kepasrahan orang tuanya, beberapa hari kemudian sebuah pohon Enau nampak jelas dan diyakini sebagai jelmaan dari Asa. Orang tua Asa pun datang memandang pohon Enau tersebut. Keduanya menangis sedih anaknya telah menjadi pohon.
Untuk mengenang anak kesayangan mereka kemudian tempat tersebut dinamai Mokeasa.
Kemendikbud sendiri telah mencatatkan Seni pertunjukan Mokeasa sebagai warisan budaya tak benda sejak tahun 2011.
Moke Asa saat ini juga menjadi nama salah satu desa di wilayah Ende.
Selain Mokeasa, Ende dikenal dengan banyak tradisi seni pertunjukan lainnya seperti pertunjukan musik Nggo Lamba , Gong Kupang, Liang Namang, Likurai, Moestatele dan Oebanit.***