KALPATARA.ID – Nusantara Code terus bergerak dalam senyap untuk perubahan pertanian nusantara. Kali ini dalam upaya pengoptimalisasian pengelolaan produksi pertanian pasca panen Nusantara Code menggelar Forum Entrepreneur Pertanian bersama para pelaku pertanian di tujuh wilayah nusantara.
Dalam ruang virtual zoom meeting forum digelar dengan suasana santai namun ‘berdaging’. Untuk memenuhi komunikasi dua arah yang efektif dan informatif Nusantara Code menghadirkan Key Speaker Agus Kurniawan atau akrab disapa Gus Jem, yang merupakan entrepreneur pertanian tersohor di kota Blitar dan sekitarnya. Narasumber lain yang juga dihadirkan adalah dari bidang keilmuan dan pakar pertanian nusantara Prof Supriyanto kepala SEAMEA BIOTROP.
Membuka sesinya Gus Jem menyampaikan seorang entrepreneur harus memiliki keyakinan bahwa produk pertanian dibutuhkan semua orang. Karena keyakinan tersebut maka seorang entrepreneur wajib membuat inovasi. “keyakinan diawal harus memiliki mindset berkelanjutan” imbuh Gus Jem. Selain iti entrepreneur juga harus bertanggung jawab terhadap produksinya. Pengelolaan pasca panen merupakan proses berkesinambungan yang bertautan sejak tahap awal penyiapan lahan.
Masing-masing wilayah Nusantara Code masih mengalami tantangan baik pada proses produksi pertaniannya maupun pengelolaan pasca panen. Tantangan di pertanian wilayah Bali misalnya adalah pada mekanisme subak. Jika tertinggal akan dikenai denda karena sistem pengairan subak yang ada Bali dilakukan secara berbarengan pengairannya. Sementara tantangan pasca panen adalah di terasering. Dalam kesempatan temu virtual malam itu Gus Jem memberikan pandangan dan solusinya mengurai tantangan tersebut. Yang bisa dilakukan bisa dengan cara memainkan waktu produksi dan berinovasi dengan memendekkan umur padi dengan silang varietas padi.
Berbeda dengan di Bali di wilayah Kubu Raya Kalimantan Timur tantangannya adalah persiapan lahan. Kebiasaan petani setempat menggunakan lahan untuk menanam padi hanya setahun sekali. Selain kondisi lahan yang pengairannya yang bergantung pada alam. Lahan pasang surut menggunakan bibit yang agak tua sehingga saat air pasang padi tidak terendam. Optimalisasi lahan setelah ditanami padi bisa ditanami dengan holtikultura namun setelahnya lahan menjadi tidak subur. Karena hal tersebut kini para petani di Kubu Raya biasanya membiarkan lahannya menjadi semak lagi usai panen padi.
Sementara daerah Wajo tantangan pasca panen lebih mengarah pada pengembangan hasil produksi dari konvensional ke organic. Terdapat macam-macam tantangan yang satu persatu coba diurai malam itu. Banyaknya tantangan seperti belum solidnya jaringan petani yang menanam padi organic atau beras sehat, pemekaran beras sehat dengan tetap mempertahankan kualitas dan kuantitas hasil produksi, jaringan pasar yang belum stabil baik konsumen maupun persaingan harga, hingga pemilihan benih unggul. Benih unggul yang dimaksud adalah benih yang memiliki sensitifitas tinggi menggunakan pupuk kimia.
Sharing interaktif ini juga membuka pemahaman dan informasi baru tentang berbagai cerita mulai dari bakteri aerob dan anaerob, manfaat cacing bagi kesehatan manusia dan penggemburan lahan pertanian serta mengenal lebih dekat tentang sorgum.
Forum Entrepreneur Pertanian merupakan bagian dari konsolidasi Nusantara Code dalam upaya mengembalikan pertanian selaras alam. Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi para pelaku pertanian dari berbagai wilayah sambil bertukar informasi dan pengetahuan tentang pertanian setempat dengan wilayah lainnya. “Kedepannya forum seperti ini akan kita buat rutin dengan topik berbeda-beda” ujar Wulansary, direktur eksekutif Nusantara Code.***