KALPATARA.ID–Proyek Penerbangan Celestis untuk melarung abu jenazah manusia di Bulan yang diluncurkan pada Senin (8/01) memicu kecaman dari pemimpin Suku Bangsa Navajo, yang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan penodaan terhadap benda angkasa yang dianggap suci oleh banyak suku.
Buu Nygren, Presiden Suku Bangsa Navajo, mendesak NASA atau pejabat pemerintah lainnya dalam sebuah pernyataan pekan lalu untuk mengatasi kekhawatiran suku tersebut sebelum peluncuran.
Sebelumnya, pada 21 Desember, Buu Nygren telah mengirimkan surat kepada Sekretaris Departemen Transportasi Pete Buttigieg, Administrator NASA Bill Nelson, dan Asisten Sekretaris Transportasi untuk Urusan Pemerintahan Suku Arlando Teller.
Dalam surat tersebut Buu Nygren mengungkapkan apa yang disebutnya “keprihatinan mendalam dan kekecewaan mendalam kami mengenai masalah yang paling penting.”
Dalam surat tersebut juga dikatakan, situasi ini “mengingatkan kembali pada akhir tahun 1990-an, ketika Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional mengirim Lunar Prospector, membawa human remains dari (mantan astronot) Eugene Shoemaker, ke Bulan.”
“Saat itu, Presiden Bangsa Navajo Albert Hale menyuarakan keberatan kami atas tindakan tersebut. Sebagai tanggapan, NASA mengeluarkan permintaan maaf resmi dan menjanjikan konsultasi dengan suku-suku sebelum mengizinkan misi lebih lanjut yang membawa abu kremasi atau bagian dari manusia yang telah meninggal ke Bulan,” tulis Presiden Nygren.
Mendiang Presiden Hale mengatakan tindakan menempatkan “sisa-sisa manusia” di bulan adalah tindakan yang sangat tidak peka terhadap kepercayaan banyak penduduk asli Amerika.
Dikutip dari website resmi The Navajo Nation, “Sangat penting untuk menekankan bahwa Bulan memegang posisi sakral dalam banyak budaya, termasuk budaya kita,” tulis Presiden Nygren.
“Kami memandangnya sebagai bagian dari warisan spiritual kami, sebuah objek penghormatan. Tindakan melarung abu kremasi dan material lainnya, yang dapat dianggap sebagai sampah di Bulan, sama saja dengan penodaan ruang suci ini.”
“The Moon holds a sacred position in many Indigenous
cultures. The act of depositing human remains on the
Moon is tantamount to desecration of this sacred space.”
– Navajo Nation President Buu Nygren
Penerbangan ini bukan diinisiasi oleh NASA, melainkan oleh sebuah perusahaan swasta, Celestis, namun mendapat dukungan NASA.
Menggunakan roket United Launch Alliance (ULA) Vulcan VC2S akan meluncurkan misi sertifikasi pertama dari Space Launch Complex-41 di Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral, Florida, membawa 330 set sisa abu kremasi dan DNA, 62 di antaranya akan dijatuhkan di Bulan.
Sampel DNA dan abu kremasi akan dibawa dalam kapsul yang terbuat dari titanium berukuran 1/4 dan 1/2 inci. Roket ULA akan turun dengan alat setinggi enam kaki dan lebar delapan kaki yang disebut Peregrine Lunar Lander.
Dikutip dari npr.org, CEO Celestis memberikan komentar,“Sejujurnya, meskipun kami menghormati keyakinan semua orang, kami tidak menganggap kekhawatiran Tuan Nygren sebagai hal yang mengkhawatirkan,” kata CEO dan salah pendiri Celestis Charles M. Chafer dalam sebuah pernyataan.
Chafer mengatakan dia yakin keberatan agama tidak boleh dibiarkan menggagalkan upaya kemanusiaan di luar angkasa, dan bahwa klien perusahaan tersebut menganggap penerbangan luar angkasa peringatan mereka sebagai “perayaan yang pantas – kebalikan dari penodaan.”
Sementara itu, Wakil Administrator Asosiasi NASA untuk Eksplorasi Joel Kearns mengatakan dalam konferensi pers hari Kamis (4/01) bahwa, meskipun badan tersebut menanggapi kekhawatiran Bangsa Navajo dan negara-negara lain dengan sangat serius, pihaknya hanya memiliki sedikit otonomi terhadap misi yang dijalankan oleh sektor swasta.
Kearns mengatakan tim antar pemerintah sedang menyelidiki masalah ini dan mengatur pertemuan dengan Bangsa Navajo.
“Perusahaan-perusahaan Amerika yang membawa peralatan, kargo, dan muatan ke bulan adalah industri yang benar-benar baru,” tambahnya. “Ini adalah industri di mana setiap orang belajar, bersama dengan apa yang telah kami siapkan dalam beberapa tahun terakhir.”
Menanggapi polemik ini, Gedung Putih menjadwalkan pertemuan darurat mengenai masalah ini dengan melibatkan anggota NASA dan Departemen Transportasi.
Kecaman dari Suku Bangsa Navajo rupanya tidak juga menghentikan rencana Celestis. Misi “memorial spaceflight” telah terbang menuju Bulan dan luar angkasa dengan membawa paket berbayar, sample DNA dan sisa abu kremasi dari bumi.***