KALPATARA.ID/NUSANTARA CODE -Era globalisasi yang dua puluh tahun lalu didongengkan guru di depan kelas hari ini sedang berlangsung. Dunia menjadi lebih kecil dan budaya akan mengalami akulturasi besar-besaran.
Tak bicara jauh ke aspek kehidupan dan tradisi yang kompleks, cukup bicara soal makanan tradisional saja hal ini sangat menghawatirkan. Aneka jajanan khas sunda misalnya cucur, ali agrem dan combro banyak diantara kelompok usia muda yang lazim dipanggil anak milenial tak menyukainya bahkan mengenalinya pun tidak bisa.
Berbanding terbalik dengan kegemaran mengkonsumsi segala bentuk makanan siap saji khas Italia atau yang lebih ekstremnya kegemaran terhadap kimchi makanan khas Korea Selatan sebagai makanan wajib yang tercetus karena kecintaan milenial pada Korean Wave baik music, drama maupun budayanya.
Tanpa mengesampingkan hal tersebut fakta bahwa penggunaan intertnet di Indonesia mencapai 212 juta jiwa di awal tahun 2023 sesuai dataindonesia.id menunjukan produktifitas dan konsumsi dunia maya di Indonesia cukup tinggi.
Gawai dan internet kini menjelma menjadi salah satu kebutuhan pokok yang wajib dimiliki setiap individu. Segala aktifitas dan informasi semua menggunkaan telepon pintar dan ketertarikan anak muda dalam membuat konten sangatlah besar.
Dari semua fakta-fakta ini Nusantara Code berusaha mengambil moment dengan meluncurkan sebuah gerakan bertajuk GERBANG PANGKAL. Gerbang pangkal singkatan dari Gerakan Bangga Pangan Lokal.
Gerbang Pangkal adalah sebuah gerakan kreatif membuat konten dan diposting di media sosial yang diinisiasi oleh Nusantara Code dan ditargetkan dapat diikuti kaum milenial dan usia muda produktif. Gerbang Pangkal mengajak anak muda untuk menjadi konten kreator yang aktif dan kreatif dalam mengenalkan kembali kanekaragaman pangan lokal dan budayanya lewat media sosial.
Kreatifitas tanpa batas dan kemampuan mengolah informasi tentang makanan khas tradisional baik pembuatan, rasa hingga filosofinya konten akan menjadi lebih menarik. Akan ada penilaian dan penghargaan bagi konten kreator atas kreatifitas dan estetikanya dalam mengolah dan mengeksekusi data yang diangkat.
Diharapkan program Gerbang Pangkal ini juga akan didukung oleh lebih banyak pihak yang turut berkepentingan agar menjadi sebuah program yang bukan sekali berjalan namun terus berkesinambungan. Sehingga dengan pendekatan seperti ini generasi muda terus dekat dengan budaya pangan lokal demi menjaga kelestarian agar tidak hilang.
Tunggu informasi selanjutnya.
Salam Lestari Budaya.