KALPATARA.ID/NUSANTARA CODE- Perjalanan Nusantara Code tiba di Wajo, Sulawesi Selatan. Di tanah Suku Bugis ini, Nusantara Code memberikan penguatan komunitas menuju kedaulatan pangan berbasis kebudayaan.
Seperti juga di enam wilayah yang dikunjungi Nusantara Code, di Wajo, sebagai pembukaan kegiatan dilakukan pemutaran film dokumenter Nusantara Code. Pemutaran film dilaksanaan di Universitas Puangrimaggalatung, Sengkang, Kabupaten Wajo pada 3 Agustus 2023.
Hadir dalam pemutaran film dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perikanan dan para akademisi dari Universitas Puangrimaggalatung.
Pemutaran film ini juga dihadiri oleh pelaku pertanian dan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Puangrimaggalatung
Dalam sesi diskusi, terkuak ragam budaya Suku Bugis yang terbilang lengkap dan masih dilakukan oleh masyarakat. Suku Bugis memiliki folklor tentang sosok Sanghyang Seri yang dipercaya sebagai manifestasi padi utama. Bagi masyarakat Suku Bugis, padi mendapatkan penghormatan tinggi.
Dalam pertanian, bulir padi yang dipercaya sebagai manifestasi Sanghyang Seri disimpan dengan penuh perhatian, diletakkan di atas dipan dan diberi kelambu. Pada saat penanaman padi, bulir ini ikut hadir dalam ritual. Apabila bulir padi tersebut sudah kering, maka disimpan di dalam rakkyang (lumbung).
Dalam sejarah Wajo, pranata sosial masyarakat telah disusun demikian sesuai dengan kebijakan dan musyawarah. Hal ini menjadi dasar dalam pengambilan keputusan yang melahirkan kebudayaan yang diusung secara bersama-sama dalam masyarakat.
Selain itu, konsep Siri’ dalam karakter Suku Bugis mewujud dalam empat hal: pada diri, pada sesama, pada alam dan pada Dewata Sewwai. Melekat pada konsep Siri’ adalah Passe, yang merupakan sebuah rasa dan kehendak yang menjaga kehormatan sebagai manusia sejati yang menjalankan Siri’.
Berbagai konsep pranata dan karakter Suku Bugis ini menjadi landasan dalam mewujudkan kedaulatan pangan berbasis budaya di wilayah Wajo.
Sementara itu, Ir. Syahruddin, koordinator Nusantara Code wilayah Wajo sekaligus pengajar di Fakultas Pertanian dan praktisi pertanian mengungkapkan problematika pertanian di wilayah Wajo. Beberapa diantaranya adalah program-program pertanian yang kurang mengena pada sasaran dan juga masih terjadi hambatan distribusi benih.
Ir Syahruddin berharap, bersama dengan Nusantara Code bisa mengembangkan dan menempatkan posisi petani dalam posisi berdaulat. Para praktiknya, Ir Syahruddin juga telah mengembangkan metode pertanian selaras dengan gerak dan waktu alam dan berbasis budaya, namun masih menjadi praktik di lahan sendiri.
Wulansary, Program Direktor Nusantara Code menyatakan, “Kami menggandeng Ir Syahruddin dalam implementasi budaya untuk kedaulatan pangan, karena beliau telah mengembangkan metode ini di lahan milik beliau. Kehadiran kami untuk menguatkan dan mengkapasitasi metode ini untuk bisa dikembangkan lebih masif sesuai dengan budaya dan kemajemukan di wilayah Wajo.”
Secara terpisah, Andi Wanangandro, tokoh masyarakat Wajo menyampaikan, “Dalam epos I La Galigo juga termaktub tata cara pertanian leluhur, dalam kisah Meong Pallo Karallae. Epos ini sangat dipercaya oleh masyarakat Suku Bugis. Apa yang dilakukan oleh Nusantara Code ini tentu akan menjadi pemantik memori kolektif masyarakat akan adat dan tradisinya.”
Andi Rahmat Munawar, budayawan Wajo juga menyatakan dukungannya terhadap Nusantara Code, “Gerakan yang menyertakan pada pemuda sebagai penggerak di lapangan, mendukung praktik pertanian selaras dengan upaya regenerasi pengetahuan. Pendokumentasian dan menarasikan kembali pengetahuan tradisional merupakan langkah penting bagi generasi muda agar tidak kehilangan akar budaya mereka,” tutur Andi Rahmat Munawar yang juga pendiri Sekolah Rakyat, ruang baca dan diskusi generasi muda di Wajo.
Pemutaran film Nusantara Code diikuti dengan pembentukan komunitas budaya untuk kedaulatan pangan dan workshop selama dua hari. Kegiatan Nusantara Code di wilayah Wajo ini merupakan persiapan implementasi metode pertanian selaras alam dan berbasis budaya.***