KALPATARA.ID – Kabar dilarangnya kelompok aktivis lingkungan Pandawara grup untuk membersihkan pantai Loji di Karawang oleh perangkat pemerintahan setempat jadi pembahasan seru di masyarakat. Bahkan mantan menteri kelautan Susi Pudjiastuti secara khusus mengomentari dalam media sosialnya dengan menyebut “kebodohan” kepada pemrintah terkait.
Sebelumnya Pandawara telah mengupload video di atas gunungan sampah pantai Loji dan menobatkannya sebagai pantai terkotor ke -4 di Indonesia. Dalam postingannya Pandawara mengajak masyarakat untuk sma-sama membersihkan pantai yang terletak di Sukabumi tersebut pada 6-7 Oktober 2023.
Melihat kenyataan pantai-pantai indah dipenuhi oleh sampah menjadi indikasi Trash blinded yang menjangkiti masyarakat. Isitilah Trash Blinded muncul dengan pemaknaan buta memilah sampah. Secara harfiah trash blinded berarti buta terhadap sampah.
Tak hanya pantai yang kotor dengan gunungan sampah. Kabar bulan Juli lalu dimana ditemukan lagi paus terdampar di daerah pantai Bangkalan Jawa Timur, ironisnya perut ketiga paus yang terdampar tersebut berisi sampah plastik. Fakta-fakta di lapangan tersebut memvalidasi trash blinded yang ada di masyarakkat sekitar kita.
Beberapa waktu lalu tepatnya pada World Clean Up Day, para aktivis penggiat lingkungan melakukan aksi bersih-bersih dalam rangka memperingati hari bersih-bersih sedunia di kawasan Monumen Nasional Jakarta. Ironisnya banyak sekali sampah plastik dan non organik yang terkubur di dalam tanah.
Public figure seperti Cinta Laura bahkan dalam kesempatan yang sama menyatakan bahwa, sampah yang tertimbun di tanah adalah bukti masalah buta sampah begitu melekat di kebiasaan masyarakat Indonesia. Luputnya kesadaran masyarakat tentang tata kelola sampah membuat sampah menjadi tidak terolah maksimal. untuk membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenisnya masyarakat kesulitan terbiasa.
Sementara produksi sampah terus meningkat setiap tahunnya karena konsumsi yang kemasan sekali pakai meningkat tanpa kesadaran mengelola jenis sampah. Dari data Kementerian Lingkungan Hidup sampah yang telah dikelola hanya sekitar 7,2 ton sampah belum terkelola.
Peran serta masyarakat diakui masih minim, selama ini masyarakat mengandalakan pemerintah dalam menangani pengelolaan sampah. Akibatnya kasus-kasus kebakaran di tempat pembuangan sampah seperti beberapa waktu lalu menjadi bencana bersama.
Dari grafik komposisi sampah yang dirilis oleh Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementrian Lingkungan Hidup tercatat dari delapan pemilahan sampah yakni, sampah sisa makanan, plastik, kayu/ ranting/daun, kayu/karet, kain dan lain-lain, sampah sisa makanan dan sampah plastik menjadi penyumbang jumlah sampah terbanyak.
Sementara penghasil sampah didominasi oleh sampah sisa rumah tangga sekitar 38,4%, pasar tradisional 27,7%, pusat perniagaan 14,4% dan sisanya terbagi atas fasilitas publik, perkantoran dan lainnya.
Trash blinded perlu disadarkan dengan literasi tata kelola sampah. Penting untuk masyarakat tersadar dari trash blinded agar bencana darurat sampah bisa dihindari.***