Ini dimungkinkan mengingat adanya perbedaan musim, bentang alam dan lingkungan hidup dengan berbagai varian vegetasi endemik yang khas dan spesifik.
Apapun temanya, berbagai legenda, mitos, takhayul dan cerita rakyat seputar gerhana matahari merupakan manifestasi dari pola relasi dan interelasi mereka dengan pergerakan benda langit.
Kesadaran akan adanya keterhubungan antara manusia sebagai mikro kosmos dengan pergerakan benda langit sebagai bagian dari makro kosmos dipahami dalam siklus kehidupan keseharian yang sakral.
Pesan-pesan moral dibungkus dengan apik dan simbolik atas peristiwa atronomi untuk selalu mengingatkan manusia agar terus hidup selaras dengan alam sehingga senantiasa ada dalam keselamatan.
Dengan adanya ilmu astronomi modern berbasis sains dan teknologi, fenomena gerhana matahari mendapatkan pijakan rasionalitasnya atas apa, kapan dan bagaimana terjadinya gerhana matahari.
Memadupadankan kearifan lokal astronomi tradisional dengan keilmuan astronomi modern dalam memaknai peristiwa gerhana matahari menjadi jalan tengah untuk mempersandingkan keduanya, dan bukan mempertandingkan keduanya.***
Editor: Mahendra Uttunggadewa