Dialog Lintas Generasi dan Lintas Sektor
Dalam workshop ini juga mempertemukan generasi muda yang terlibat dalam interaksi dengan masyarakat adat dengan pemangku kebijakan dari Bapenas dan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Mengomentari dialog yang terjadi, David Ardhian, penggagas program menyampaikan, “Momentum ini mendorong semua pihak untuk mendengar suara-suara anak muda. Mereka telah terlibat langsung dan mendapatkan informasi tanpa framing kepentingan sektoral.”
David juga menambahkan, konsep program ini mau menciptakan living lab di berbagai daerah dengan sistem belajar langsung ke masyarakat adat. Diharapkan living lab ini bisa menjadi faktor pendorong percepatan transformasi sistem pangan lokal yang sudah terlalu lama didiamkan.
Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek dalam materi sebagai keynote speaker juga menyampaikan hal-hal yang telah dilakukan Ditjen Kebudayaan dalam hal sistem pangan. Dengan konsep Lumbung Praxis, sebuah wadah yang bukan bersifat fisik melainkan muara bagi pengetahuan-pengetahuan lokal terkait pangan dan hal lain yang terkait.
Menurut Hilmar Farid, gerakan-gerakan kebudayaan yang mengangkat sistem pangan telah juga banyak dilakukan, namun belum merespon langsung krisis. Perlu diperkuat keterhubungan semuanya, sehingga dapat mengembangkan sebuah konfigurasi civil society yang baru.
Youth Food System Dialogue and Movement 2024 ini telah digagas sejak 1 tahun yang lalu dan melibatkan ratusan generasi muda di empat wilayah: Papua, Sumba Timur, Yogyakarta dan Bogor. Program ini merupakan kerja bersama CTSS IPB yang didukung oleh The Samdhana Institute, Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, Koppesda, Critical Pedagogi Indonesia, Papua Demokratic Institute, Universitas Wira Wacana dan Universitas Cendrawasih.***