KALPATARA.ID – Orion, konstelasi bintang yang populer karena bisa terlihat dari seluruh dunia di waktu-waktu tertentu. Di banyak budaya kuno, Orion adalah penanda perubahan musim dan erat kaitannya dengan kerja pertanian.
Penampakan Orion di langit dijadikan pertanda bagi masyarakat pertanian di beberapa wilayah untuk memulai musim pertanian. Dikenali dengan nama lokal masing-masing, Waluku atau Luku (Bintang Bajak) di masyarakat Jawa, Sunda, Tengger dan Bali; Sara Wangahalo di Suku Nias, Kidang di Urang Kanekes, Suku Bugis menamainya Tanra Telu, Tanda Tiga.
Tak hanya di Nusantara, di berbagai belahan dunia juga mengenal Orion dengan nama lokal wilayah. Di era pertengahan, pengamat astronomi Muslim menyebut Orion sebagai Al-Jabbar, The Giant. Pengetahuan astronomi China mencacat Orion dengan sebutan Shen, yang artinya tiga.
Babylonian Star Catalogue mencantumkan Orion dengan nama Sipa.Zi.An.Na yang berarti penggembala dari Surga. Di Mesir, Orion disebut Sah, yang diterjemahkan sebagai God. Di dalam kitab Perjanjian Lama, Orion disebut sebanyak tiga kali.
Orion adalah konstelasi yang sangat populer sejak era kuno. Artefak paling kuno yang menggambarkan Orion terdeteksi dari ukiran gading mammoth yang ditemukan di Jerman pada tahun 1979 dan ditengarai berusia 32.000-38.000 tahun.
Dikenal di berbagai belahan dunia, pengenalan Orion, selain sebagai sebuah simbol mitologi juga digunakan untuk tanda pergantian musim.
Di Indonesia yang terletak dekat dengan garis khatulistiwa, Orion bergerak dari Timur ke Barat. Dalam konteks ini, pengamatan bintang adalah penanda waktu alam yang diterjemahkan pada aktivitas di bumi.
Di Jawa, heliacal rising (terbit beberapa waktu sebelum matahari, sehingga masih bisa terlihat) digunakan sebagai penanda dimulainya waktu musim pertanian. Hal ini tercatat dalam Pranata Mangsa yang ditetapkan oleh Pakubuwono VII pada 22 Juni 1956. Tangkapan layar posisi Orion melalui aplikasi Stellarium di tanggal itu ada di bawah ini:
Di tahun 2023, heliacal rising Orion di koordinat Jakarta (Pulau Jawa) melalui aplikasi Stellarium mengalami sedikit perubahan ketinggian di tanggal yang sama. Tangkapan layar posisi Orion melalui aplikasi Stellarium di tanggal yang sama tahun 2023 ada di bawah ini:
Penampakan lain pada posisi di malam hari juga digunakan sebagai penanda waktu panen. Karena digunakan sebagai penanda tanam dan panen itulah di mata orang Jawa kuno, melihatnya seperti bajak atau luku, alat pertanian kuno. Sebagai catatan, di masa lalu, pertanian Nusantara mengalami masa panen palawija satu kali dan panen padi satu kali dalam hitungan siklus satu tahun.
Bentuk penampakan ini menjadi catatan penting dalam menyelami pengetahuan astronomi tradisional. Orang Jawa melihatnya sebagai waluku dan mengambil sebagian dari seluruh bintang di konstelasi Orion, tidak semuanya. Sehingga penampakan waluku ini yang menjadi penanda penting, bukan keseluruhan bintang di konstelasi Orion.
Di bulan Juli, di musim yang normal, dimana posisi matahari ada di titik balik Utara, musim di Indonesia semestinya masuk dalam musim kemarau. Di masa ini, pertanian yang dilaksanakan adalah tanaman palawija yang sesuai dengan kondisi musim yang panas dan kering.
Menjadi pertanyaan kemudian, di tahun 2022, sepanjang tahun terjadi hujan dan sedikit kemarau. Perubahan iklim membuat perlu rekonstruksi waktu tanam ini dengan perubahan iklim yang terjadi dalam tiga dekade belakangan ini.
Konstelasi Orion merupakan konstelasi yang terbesar ke-26 dari 88 konstelasi yang diakui secara resmi. Di langit Orion ada di antara konstelasi Monoceros dan Taurus; Eridanus dan Lepus dapat ditemukan di bawah kaki Orion, dan Gemini di atas kepalanya.
Orion terletak di ekuator langit dan terlihat di seluruh dunia. Pengamat dari belahan bumi utara dapat melihatnya di langit barat daya. Di belahan bumi selatan, Orion dapat ditemukan di langit barat laut.
Ada tujuh bintang utama dalam konstelasi Orion. Dengan banyaknya bintang magnitude 4 dalam konstelasi Orion, membuatnya bisa dilihat tanpa bantuan teleskop.
Dalam astronomi, dikenali 21 bintang membentuk garis luar Orion: tujuh yang paling terang menandai tubuh Pemburu dan Sabuk Orion yang terkenal, dan sisanya menandai pentungan dan perisainya. Dari semua bintang di dalam batas konstelasi, 10 memiliki nama resmi yang disetujui oleh IAU, 81 memiliki sebutan Bayer/Flamsteed, dan lebih dari 200 terdaftar dalam Katalog Hipparcos.***