KALPATARA.ID–Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences (CTSS) Institut Pertanian Bogor (IPB) menginisiasi program Youth Food Systems Dialogue and Movement dan menggelar hasil program yang telah dilakukan selama 1 tahun dengan menghadirkan para anak muda yang bersuara tentang transformasi sistem pangan lokal.
Sistem pangan lokal bukan hanya menjadi perhatian bidang pertanian. Puluhan mahasiswa dari empat penjuru wilayah: Papua, Sumba Timur, Yogyakarta dan Bogor dan bukan semua dari jurusan pertanian rupanya selama 1 tahun ini telah menjalankan sebuah proram inovatif untuk transformasi sistem pangan. Pada gelaran hasil program yang dilaksanakan di Auditorium Andi Nasution IPB Dramaga pada 29-30 Mei 2024, mereka mempresentasikan observasi dan interaksi mereka dengan masyarakat adat terkait sistem pangan lokal.
Youth Food System Dialogue and Movement 2024 dirancang dengan melihat realitas pola konsumsi yang ada di masyarakat saat ini hanya memanfaatkan beras. Ditambah dengan cara pengolahan yang relatif sama terhadap
setiap produk makanan. Hal ini menyebabkan beberapa sumber pangan lokal tidak dikenal oleh masyarakat. Bahkan, beberapa sumber pangan sudah tidak lagi dijumpai di beberapa daerah.
Tidak hanya itu, masyarakat yang tetap melestarikan pangan lokal justru dianggap terbelakang, miskin dan tertinggal. Oleh karena itu, diperlukan sebuah gerakan yang dapat menyuarakan dan memanfaatkan kembali berbagai pangan lokal yang ada di Indonesia.
Anak muda yang saat ini menjadi kelompok populasi terbanyak di Indonesia, diajak serta untuk bersama merumuskan transformasi sistem pangan di Indonesia, dengan belajar dari masyarakat adat.
Turun ke Lapangan, Belajar dari Pengalaman
David Ardhian, fellow CTSS dan penggagas program ini menyatakan, “Program dirancang agar para mahasiswa yang terlibat dapat mendulang pengalaman langsung, berinteraksi dengan masyarakat adat. Mereka menjalani proses yang tidak hanya sebuah intellectual exercise, namun juga pengalaman spiritual yang juga menjadi warna dalam kehidupan masyarakat adat. Dengan demikian, bisa mengalami secara utuh kehidupan masyarakat adat dan belajar sistem pangan mereka”.