Secara tradisional kita telah diajari bahwa Bumi memiliki empat lapisan utama: kerak, mantel, inti luar, dan inti dalam.
Struktur Bumi mirip boneka Rusia, ada lapisan boneka di dalam boneka hingga yang terkecil di lapisan terdalam.
Teori bahwa inti dalam Bumi terdiri dari lebih dari satu bagian pertama kali dikemukakan 20 tahun lalu.
Pengetahuan tentang apa yang ada di bawah kerak bumi sebagian besar disimpulkan dari fenomena yang diperlihatkan oleh gunung berapi serta apa yang dipancarkan oleh gelombang seismik.
Dari pengamatan tidak langsung ini, para ilmuwan telah menghitung bahwa inti dalam yang sangat panas, dengan suhu melebihi 5.000 derajat Celcius (9.000 Fahrenheit), hanya berjumlah 1 persen dari total volume Bumi.
Namun beberapa pada tahun 2021, ahli geofisika Universitas Nasional Australia Joanne Stephenson dan timnya menemukan bukti bahwa ada bagian yang tidak banyak diketahui tentang masa lalu Bumi.
Penelitian menunjukkan ada inti dalam Bumi sebenarnya memiliki dua lapisan berbeda. Inti dalam Bumi tampaknya memiliki inti lain yang lebih dalam lagi di dalamnya.
Baca juga: Indonesia Menuju FOLU Net Sink 2030
“Ini sangat menarik – dan mungkin itu artinya kita harus menulis ulang buku pelajaran!” jelas Stephenson.
Tim menggunakan algoritma pencarian untuk menjaring dan mencocokkan ribuan model inti dalam dengan data yang diamati selama beberapa dekade tentang berapa lama gelombang seismik menempuh perjalanan melalui Bumi, merujuk pada data yang dikumpulkan oleh Pusat Seismologi Internasional.
Jadi apa sesungguhnya yang ada di inti bumi? Tim mengamati beberapa model anisotropi dari inti dalam, bagaimana perbedaan komposisi materialnya mengubah sifat gelombang seismik, dan menemukan ada beberapa kemungkinan yang cenderung lebih tepat ketimbang yang lain.
Sementara beberapa model menunjukkan bahan dari gelombang seismik saluran inti bagian dalam lebih cepat sejajar (paralel) dengan ekuator.
Baca juga: Inisiasi World Economy Forum Ajak Filantropis Seluruh Dunia untuk Perubahan Iklim
Model lain menunjukkan adanya campuran bahan yang memungkinkan gelombang lebih cepat untuk lebih sejajar dengan sumbu rotasi bumi. Meski begitu, ada argumen tentang ketepatan tingkat perbedaan pada sudut tertentu.
Studi di sini tidak menunjukkan banyak variasi dengan kedalaman di inti dalam, tetapi menemukan ada perubahan arah lambat ke sudut 54 derajat, dengan arah gelombang yang lebih cepat berjalan sejajar dengan sumbu.
Temuan baru ini dapat menjelaskan mengapa beberapa bukti eksperimental tidak konsisten dengan model struktur Bumi kita saat ini.
Kehadiran lapisan terdalam telah diduga sebelumnya, dengan petunjuk bahwa kristal besi yang menyusun inti terdalam memiliki keberpihakan struktural yang berbeda.
“Kami dibatasi oleh distribusi gempa bumi global dan penerima, terutama di antipoda kutub,” tulis tim tersebut dalam makalah mereka, menjelaskan data yang hilang mengurangi kepastian kesimpulan mereka.
Baca juga: Korintje Cinnamon, Kayu Manis Indonesia, Terus Bertahta di Pasar Dunia
Tetapi kesimpulan mereka sejalan dengan penelitian lain tentang anisotropi inti terdalam.
Profesor Hrvoje Tkalčić dari ANU mengatakan mempelajari bagian dalam inti bumi dapat memberi tahu kita lebih banyak tentang masa lalu dan evolusi planet kita.
“Inti dalam ini seperti kapsul waktu dari sejarah evolusi Bumi. Ini adalah catatan fosil yang berfungsi sebagai pintu gerbang ke peristiwa masa lalu planet kita. Peristiwa yang terjadi di Bumi ratusan juta hingga miliaran tahun lalu,” ujarnya.
Penelitian di masa depan dapat mengisi beberapa celah data ini dan memungkinkan para ilmuwan untuk menguatkan atau membantah temuan mereka, dan semoga menerjemahkan lebih banyak cerita yang ditulis dalam lapisan awal sejarah Bumi ini.
Penelitian ini telah dipublikasikan di Journal of Geophysical Research.