KALPATARA.ID– Sampah plastik dunia mencapai 175 juta ton-192,9 juta ton) per tahun dari 400 juta ton hingga 440 juta ton plastik yang diproduksi di seluruh dunia, hal ini merupakan masalah besar yang telah lama membingungkan masyarakat. Sekelompok peneliti di Universitas Sydney menemukan dua bentuk jamur yang banyak terdapat di halaman belakang dengan potensi menghancurkan polypropylene dalam 140 hari.
Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di NPJ Materials Degradation, para peneliti merinci hasil penggunaan Aspergillus terreus dan Engyodontium album pada plastik polypropylene. Kedua spesies jamur tersebut merupakan bentuk jamur yang umum.
Aspergillus terreus berwarna kecoklatan dan semakin gelap seiring bertambahnya usia pada media kultur.
Tim memilih sampel polypropylene, plastik yang digunakan untuk wadah siap pakai, film plastik, dan plastik lunak lainnya. Plastik ini jarang didaur ulang dan, seperti plastik lainnya, membutuhkan waktu puluhan tahun untuk terurai.
Sampel tersebut dipanaskan dan diolah dengan radiasi UV dan bahan kimia Fenton (reagen). Selanjutnya, plastik tersebut “diumpankan” ke jamur dan diinkubasi selama 90 hari. Setelah 90 hari, plastik terdegradasi sebesar 27%. Setelah 140 hari, itu terdegradasi sepenuhnya.
Profesor Ali Abbas, salah satu peneliti, mengatakan kepada ABC Net Australia, “Ini adalah tingkat degradasi tertinggi yang dilaporkan dalam literatur yang kita ketahui di dunia.”
Dalam waktu lima tahun, tim peneliti berharap jamur tersebut dapat menghancurkan tempat pembuangan sampah di seluruh negeri. “Ini adalah peningkatan yang sangat mirip dengan proses fermentasi,” imbuh Abbas.
Solusi degradasi plastik dengan jamur ini bisa menjadi sangat penting untuk daerah terpencil yang menghasilkan limbah namun kekurangan infrastruktur atau ruang untuk menampung limbah. Namun, solusi ini bukan berarti produksi plastik boleh ditambah.
Kita juga perlu mengurangi penggunaan plastik, meskipun nantinya degradasi total sudah meluas. Produksi plastik, serta daur ulang, menghasilkan karbon dalam jumlah besar. Penguraian melalui jamur juga akan melepaskan karbon.
Meskipun solusi tersebut sangat bermanfaat bagi limbah yang ada, R pertama dalam “Reduce, Reuse, Recycle” masih merupakan solusi yang paling bernilai.***