KALPATARA.ID-Alit Indonesia, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang perlindungan anak membuka gerai Dewa Dewa Ramadaya di Bali di bulan Februari 2023. Gerai ini mempersembahkan berbagai produk yang diinspirasi dari warisan budaya Indonesia, dibuat oleh keluarga dari wilayah binaan Alit Indonesia.
Gerai Dewa Dewi Ramadaya rupanya bukan hanya sekadar sebuah toko yang berjalan seperti business as usual. Ranau Alejandro, Humas ALIT Indonesia memaparkan, “Di balik pembukaan gerai ini tersimpan misi peningkatan ekonomi keluarga dampingan Alit Indonesia, demi mencegah terjadi eksploitasi seksual pada anak di industri pariwisata.”
Bali, dipilih sebagai tempat gerai ini dibuka sejalan dengan Bali sebagai salah satu pintu masuk Indonesia dan terbukanya industri pariwisata di Bali. Situasi ini menciptakan kerentanan terjadinya eksploitasi seksual pada anak-anak lokal. Berbagai kasus eksploitasi seksual pada anak di sektor pariwisata telah ditelusuri oleh Alit Indonesia, bahkan advokasi dan perlindungan pun telah dilakukan. Faktor ekonomi dan iming-iming gaya hidup menjadi pencetus yang paling banyak ditemui.
Alit menilai, kekuatan warisan budaya Indonesia memiliki potensi untuk menguatkan situasi anak-anak, baik secara sosial maupun ekonomi. Dalam hal ini, peningkatan ekonomi keluarga dipertemukan dengan jalan budaya.
“Di gerai Dewa Dewi Ramadaya, hasil olahan keluarga-keluarga dari berbagai wilayah dampingan dipersembahkan menjadi empat line produk: Wastra, Samadhi, Boboji dan Mantra,” ujar Ranau, sekaligus menjelaskan berbagai makna dari empat line produk ini.
Wastra, berupa kain tradisional indah dari berbagai daerah di Indonesia. Indahnya kain tradisional Indonesia ini, sayangnya tidak sejalan dengan harga yang harusnya diterima secara adil oleh pengrajinnya, yang mayoritas perempuan. Yuliati Umrah, Direktur Eksekutif ALIT Indonesia, yang juga berpartisipasi dalam International Visitor Leadership Program (IVLP), membantu mempromosikan harga yang adil bagi pembuat kain dan mengurangi pekerja anak serta mencegah pelecehan seksual terhadap anak.
Samadhi, untuk membantu pemulihan bagi fisik yang mengalami lelah dan penat. Bahan dasar produk Samadhi dipanen dari kebun permakultur ALIT Indonesia yang berlokasi di Bromo dan Gunung Penanggungan di Jawa Timur, serta tepi sungai Pakrisan di Gianyar, Bali. Kebun ini dikelola oleh petani binaan yang merupakan orang tua dari anak-anak yang mengikuti program perlindungan anak di ALIT Indonesia.
Baca Juga: Kosmetik Vegan Jadi Trend Masa Kini
Boboji, diambil dari nama sebuah taman yang penuh dengan bunga dan air jernih sebagai gambaran surga. Gambarannya terdapat pada relief candi-candi kuno di Jawa Timur tempat para raja, ratu, dan putri melakukan ritual mandi bunga yang penuh manfaat bagi kesehatan kulit dan relaksasi. Bahan dasar dari produk Boboji ditanam secara organik di kebun permakultur ALIT Indonesia di Jawa Timur, Bali, dan Flores.
Mantra yang berarti doa. Simbol-simbol dalam mantra tercermin dalam berbagai media seperti bunga, serat atau tulisan di daun lontar, gambar, benda pusaka, wewangian, dan alat ibadah seperti rosario, tasbih, dan selendang. Pada waktu tertentu Mantra dilakukan dan media tersebut digunakan. Penghitungan waktu telah ditetapkan oleh kitab-kitab suci yang diyakini oleh masyarakat Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu hingga sekarang berupa sistem penanggalan.
Toko Dewa Dewi Ramadaya yang berlokasi di bilangan Ubud Bali ini dinamai sesuai dengan program ALIT Indonesia, merupakan akronim dari Desa Wisata Agro Desa Wisata Industri Ramah Anak dan Berkebudayaan.***