Bukan hanya penggunaan senjata nuklir dan bahan peledak yang berbahaya bagi lingkungan. Senjata konvensional juga menyebabkan kerusakan yang cukup besar, terutama di tempat-tempat di mana senjata tersebut dibuang melalui pembakaran terbuka atau peledakan.
Dan senjata yang masih tertinggal setelah perang juga cenderung berakhir di tangan yang salah dan digunakan untuk berburu dan perburuan di alam liar akibat kelangkaan pangan paska perang.
Konflik berintensitas tinggi juga akan menghabiskan konsumsi bahan bakar yang dapat meninggalkan jejak karbon dalam skala yang masif dan menyebabkan emisi CO2 dalam skala besar, dan berkontribusi pada perubahan iklim.
Dalam beberapa kasus, wilayah-wilayah yang berada dalam tekanan membuat para pengungsi berpindah tempat, semisal para penggembala yang berpindah dengan membawa ternaknya melewati wilayah rawan bahaya.
Pergerakan pengungsi skala besar juga dapat menciptakan dampak lingkungan lintas batas ketika negara-negara tetangga berjuang untuk mengatasi masuknya orang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar.
Entah disengaja atau disengaja, insiden nuklir skala besar selalu menimbulkan dampak antar dan lintas batas negara.
Terlepas apapun hasilnya, kehancuran ekologis setelah perang selalu saja terjadi dan pada akhirnya tidak pernah menjadi kepedulian dari para pihak yang berperang.***
Editor: R.Dandhi Mahendra