KALPATARA.ID – Indonesia memiliki budaya yang terkait satu sama lain karena adanya penyebaran agama hindu, buddha dan islam di nusantara. Tradisi mandi Balimau Kasai dan Padusan misalnya yang menjadi bagian dari buadaya menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Tak sembarang dilakukan tradisi mandi ini dimaksudkan untuk mensucikan diri dan melepaskan segala keburukan di masa lalu sehingga diri bersih memasuki bulan Ramadhan baik lahir maupun batin.
1. Balimau Kasai (Melayu Riau)
Dikutip dari laman resmi PN Balinang Balimau Kasai telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Balimau Kasai merupakan tradisi campuran hindu islam. Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Kampar di Provinsi Riau untuk menyambut bulan suci Ramadan dilakksanakan sehari sebelum bulan puasa.
Balimau Kasai merupakan simbol mensucikan diri dan siap memasuki bulan puasa dengan penuh kebersihan baik lahiriah maupun batiniah. Balimau Kasai berasal adari dua kata yakni Balimau dan Kasai. Balimau berasal dari kata limau, maksudnya mandi atau membersihakn diri menggunakan air yang dicampur limau atau jeruk. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas. Sementara kasai adalah wangi- wangian yang dipakai saat berkeramas. Bagi masyarakat Kampar, pengharum rambut atau kasai dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa.
Balimau Kasia juga menjadi upacara tradisional ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa. Karenanya Sebelum masyarakat menceburkan diri ke sungai Kampar, ritual Balimau Kasai dimulai masayarakat terlebih adhulu makan bersama yang disebut makan majamba.
2. Padusan
Padusan adalah mandi yang dimaksudkan untuk mensucikan diri. Padusan berasal dari kata adus yang berarti mandi. Padusan umum dilakukan oleh masayrakat Yogyakarta dan Jawa Tengah. Padusan dilakukan untuk menyucikan diri, membersihkan jiwa dan raga dengan cara berendam atau mandi di sumur-sumur atau sumber mata air. Tradisi padusan telah diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur masyarakat Jawa kuno.
Tujuan padusan adalah agar manusia dapat menyadari kesalahan dan dosa yang dilakukan di masa lalu dan membersihkan nya sebelum menjalani ibadah puasa. Harapannya diri dalam kondisi suci lahir maupun batin saat ibada di bulan Ramadan. Padusan dahulunya dilakukan di tempat yang sunyi dan tenang seperti di mata air. Tetapi seiring perkembangannya kini padusan dilakukan beramai-ramai di berbagai umbul atau pemandian alami.
Tradisi Padusan merupakan tradisi masyarakat Jawa yang akan mensucikan diri sehari sebelum bulan suci Ramadhan. Bulan suci Ramadhan biasanya disambut dengan sepenuh hati dengan mempersiapkan diri baik lahir maupun batin. Masyarakat daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah biasa melakukan tradisi padusan.***