KALPATARA.ID-Aroma menyan sudah menjadi bagian dari ritual tradisi. Sebagian kita sudah bisa mengenalnya ketika aroma itu menghampiri hidung. Dan seketika itu juga, bayangan akan situasi yang mistis membayang dalam kepala.
Indonesia mengenalnya sebagai menyan. Di Malaysia disebut gum benjamin. Di Thailand disebut sebagai kamyan atau kumyan. Di Republik Laos dikenal dengan nama kam bhan, nyan atau yan.
Berbagai tradisi di Indonesia, seperti ziarah kubur dan upacara kematian di Lhok Rameuan; tradisi Mappanre Tamma di Pinrang; Ngaruat di Sunda; Nyonson di Madura’; hajatan di Nagari Sabu, dan berbagai ritual di Jawa mengikutsertakan bakar kemenyan di dalamnya.
Sebagai benda yang bersanding dengan ritual tradisi di Indonesia, secara logika tentu saja wilayah Indonesia adalah tanah yang endemik bagi terciptanya menyan. Di Indonesia, produksi kemenyan lebih banyak didapat dari Sumatera dan Jawa.
Baca Juga: Korintje Cinnamon, Kayu Manis Indonesia Terus Bertahta di Pasar Dunia
Menyan terbuat dari getah pohon dari genus styrax. Menariknya, resin menyan bisa dihasilkan dari kulit pohon yang terinfeksi oleh jamur tertentu. Di Sumatera, jenis styrax yang bisa disadap untuk kemenyan adalah jenis sytrax benzoin dan styrax paralleloneurus.
Di balik aroma yang mistis di ruang tradisi, menyan yang dikenal secara internasional sebagai benzoin ini rupanya terkandung nilai manfaat dan nilai ekonomi yang tinggi.
Di dunia internasional, Indonesia dikenal sebagai produsen Sumatera Benzoin. Pengenalan ini bukan hanya di masa yang baru saja, melainkan telah memiliki sejarah panjang.
Dengan aroma yang kuat, manis, dan balsamic, benzoin sangat diminati oleh keluarga kerajaan kuno. Pada abad ke-15 dan ke-16, Inggris mengimpor benzoin dalam bentuk bubuk dengan rempah-rempah untuk parfum yang digunakan oleh Ratu Elizabeth Ӏ. Pada catatan papirus Mesir kuno menunjukkan, benzoin diperdagangkan melintasi Laut Merah.
Sejak lampau, menyan digunakan dalam pengobatan, sebagai tonik untuk infeksi kulit dan untuk meredakan asma dan bronkitis. Saat ini digunakan sebagai pelega tenggorokan dan merupakan bahan umum dalam industri wewangian. Benzoin adalah bahan utama dalam ‘Friar’s Balsam’, yang digunakan sebagai ekspektoran dan antiseptik luar.
Baca Juga: Kalpavriksha Pohon Surga, Indonesia Produsen Terbesarnya
Dalam ruang kecantikan, benzoin ternyata juga memiliki fungsi menjaga elastisitas kulit dan membuat rambut cemerlang.
Benzoin oil, menyak dalam bentuk minyak esensial diletakkan di harga mewah. Di pasaran nasional, benzoin oil botol kecil 5ml dijual seharga berkisar 30 ribu hingga 40 ribu rupiah, 10 ml mulai dari 50ribu sampai 120 ribu rupiah, hingga per 5 liternya dijual seharga 5 juta rupiah.
Di pasaran internasional, benzoin oil dibuka di marketplace online seharga 13 hingga 15 dolar per 10 ml, atau 9 poundsterling di kuantitas yang sama. Dan semakin meningkat seiring dengan kuantitasnya.
Dunia mengenal menyan bukan hanya sebagai wewangian untuk ritual atau keagamaan, tetapi juga nilai manfaatnya untuk antiseptik dan kecantikan.
Jadi, jika suatu waktu aroma menyan hinggap di hidung, maka gantilah bayangan mistik menjadi antiseptik.***