KALPATARA.ID-Kelahiran Wuku Tambir memiliki karakter bawaan lahir yang telah dipolakan oleh Primbon. Selain karakter, juga bahaya yang mengancam. Namun, ada rahasia yang bisa dipegang oleh pemilik Wuku Tambir agar terhindar dari bahaya.
Kelahiran wuku Tambir memilki karakter yang kuat dalam pendirian. Dikaruniai perbawa yang besar, membuat kelahiran wuku Tambir terlihat angkuh untuk hal-hal yang berkaitan dengan dirinya. Di lain sisi, perbawa yang dibawanya membuatnya juga banyak menarik perhatian dan dipercaya banyak orang.
Sedangkan bahaya kelahiran Wuku Tambir adalah justru ikut dalam kelebihannya dengan perbawa yang besar. Kemungkinan besar justru mendatangkan fitnah dari orang lain.
Untuk mengantisipasi situasi bahaya seperti di atas, Primbon menyarankan untuk mengadakan selamatan dengan membuat nasi pulen yang diliwet/dimasak dengan cara di-dang (memakai kukusan) sebanyak sapitrah (3,5 kg), lauknya daging ayam putih mulus, dan bebek merah dimasak pindang. Rujak timun watang 25 biji, disertai doa keselamatan.
Kelebihan nasi yang dimasakan dengan cara dikukus adalah mampu menghilangkan unsur arsenik dalam beras tanpa mengurasi kandungan positifnya. Daging ayam putih mulus, merupakan ayam pilihan dan dikategorisasikan sebagai generasi pertama menurut Hukum Mendel.
Timun watang adalah timun yang endemik tumbuh di Indonesia. Timun jenis ini berbeda dengan timun biasa. Kulit buahnya lebih tebal dan keras. Buahnya, ketika masih mudah berwarna hijau keputihan, lalu jika sudah menua warnanya menjadi kuning tua.
Sedikit berbeda dengan mentimun biasa, mentimun watang memiliki kulit buah yang lebih tebal dan keras. Biasanya kulitnya bergaris putih. Sementara warna buahnya ketika masih muda hijau keputih-putihan. Sedangkan ketika sudah tua, warna buahnya berubah menjadi kuning tua.
Rujak timun ternyata adalah kudapan nusantara yang memiliki kekhasan wilayah masing-masing, menyesuaikan dengan bahan-bahan lokal yang tumbuh dan ada di lingkungannya. Di Sunda, wilayah pegunungan, rujak timun disebut sebagai Receuh Bonteng. Dipadu dengan kencur, bawang putih, cabai rawit, terasi, gula merah, asam jawa dan perasan jeruk nipis.
Rujak Timun Aceh, yang memiliki batas lautan punya bahan yang berbeda. Mentimun dipadu dengan kelapa muda, dibumbui dengan gula, garam, cabai rawit dan asam.
Berbeda dengan Madura. Rujak Timun khas Bangkalan Madura yang sering disebut Jheg Temon terdiri dari timun, bengkoang, jambu air, mangga dan dibumbui dengan petis khas madura ditambah air dan cabe rawit.
Baca Juga: Pawukon Horoskop Tradisional Bisa Meramal Sifat dan Karakter
Banten, dengan wilayah pedalaman dan batas lautan juga punya rujak timun yang dipadu dengan terasi, cabai rawit, gula aren, garam dan cuka.
Kesegaran rujak timur menjadi pas dengan kelahiran Wuku Tambir yang kerap mengeluarkan kata yang panas. Untuk mendinginkan sekaligus mengambil manfaat vitamin C yang ada pada buah mentimun.***