KALPATARA.ID – Hari ulang tahun kemerdekaan ke 78 Republik Indonesia jatuh tepat hari ini 17 Agusutus 2023. Dengan tema “ Terus Melaju untuk Indonesia Maju” masyarakat diharapkan terus bergerak demi Indonesia yang lebih maju.
Kemeriahan hari kemerdekaan di seluruh penjuru nusantara tak pernah lepas dari lomba-lomba tradisional yang mampu memantik rasa bahagia rakyat Indonesia. Dari mulai lomba makan kerupuk, balap karung, balap kelereng, tarik tambang, hingga panjat pinang.
Salah satu lomba paling populer yang menjadi ritual wajib adalah lomba makan kerupuk. Bukan sekedar permainan biasa, lomba makan kerupuk memiliki nilai sejarah dan makna mendalam bagi masyarakat Indonesia.
Lomba makan kerupuk tidak tiba-tiba tercetus begitu saja. Dikutip dari berbagai sumber literasi sejarah, dikatakan jika kerupuk sebenarnya telah ada sejak jaman kerajaan di nusantara. Dalam laman indonesia baik.id desebutkan jika kata “kerupuk” sudah muncul dalam beberapa naskah jawa kuno abad 10.
Kerupuk populer sekitar tahun 1920an karena dianggap menjadi makanan pribumi yang menyimbolkan keprihatinan tentara rakyat Indonesia pada masa peperangan. Di masa penjajahan Belanda kerupuk menjadi sumber alternatif lauk sehari-hari.
Kala itu rakyat Indonesia hanya memiliki bahan makanan tepung singkong sebagai bahan pokok. Kemudian masyarakat Indonesia mengolahnya dan dikeringkan dengan cara dijemur sehingga dapat disimpan lebih lama dan dimasak kemudian hari.
Seusai Indonesia merdeka di tahun 1945, nyatanya kehidupan masyarakat Indonesia belum sepenuhnya merdeka dan sejahtera. Masyarakat Indonesia mengalami krisis pangan. Hal ini disebabkan karena rakyat Indonesia masih harus melakukan berbagai peperangan demi mempertahankan kemerdekaan.
Pada masa itu bahan pangan masih sulit didapatkan karena agresi militer Belanda. Bagi rakyat Indonesia makan dengan kerupuk pun merupakan sebuah kenikmatan yang luar biasa. Meski belum bisa merayakan hari kemerdekaan dengan meriah tetapi masyarakat tidak lupa memperingati tujuh belas Agustus dengan cara yang sederhana. Maka pada tahun 1950 diadakanlah lomba-lomba salah satunya makan kerupuk.
Kerupuk menjadi pilihan sederhana yang mewakili situasi keprihatinan dan kesederhanaan masa itu. Dengan makan kerupuk masyarakat tetap tertawa dan berbahagia bersama karena tidak lagi hidup dibawah bayang-bayang penjajahan.
Selain karena situasi padaa masa itu, bentuk kerupuk yang bulat dan warnanya yang putih mengandung makna yang mendalam. Lewat lomba makan kerupuk masyarakat diajarkan tentang rasa syukur, keyakinan diri dan kesahajaan.
Lomba makan kerupuk sendiri sangatlah mudah. setiap kerupuk diikatkan pada seutas tali dan diposisikan secara berderet. Kemudian para peserta lomba akan berlomba menghabiskan kerupuk lebih dulu dengan tangan terikat ke belakang. Suasana meriah dan kekeluargaan inilah yang memupuk rasa persatuan dan kesatuan sebagai rakyat Indonesia.***