KALPATARA.ID- Selain Bulan, Matahari, dan planet-planet lain di tata surya kita, juga ada galaksi yang disatukan oleh gravitasi, terdiri dari kumpulan raksasa debu, gas, bintang, tata surya lain, dan sebagian besar, lubang hitam. Dan ternyata jumlahnya jauh lebih banyak dari total seluruh penduduk bumi.
Susunan galaksi dan Alam Semesta telah memesona para astronom selama berabad-abad dan para ilmuwan masih terus menemukan galaksi-galaksi baru serta memperluas pengetahuan kita tentang alam semesta yang kita kenal hari demi hari.
Mengingat kita masih mempelajari keluasan alam semesta, hampir mustahil untuk menjawab dengan jelas berapa banyak galaksi yang ada di luar sana. Namun hal ini tidak menghentikan para ilmuwan untuk mencoba menjawab pertanyaan tersebut, dan kini para ilmuwan memiliki perkiraan yang layak.
Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa mungkin terdapat dua triliun galaksi di alam semesta yang dapat diamati.
Jumlah ini masih merupakan perkiraan. Para ilmuwan belum lelah mencari dan menghitung setiap galaksi yang mereka temukan di alam semesta yang dapat diamati.
Saat ini, apa yang telah dilakukan oleh para ilmuwan adalah mempelajari bagian-bagian kecil alam semesta dan menghitung galaksi-galaksi dalam pecahan tersebut.
Upaya ini dilakukan karena para ilmuwan astronomi modern telah memetakan angkasa dengan referensi dari benda-benda langit yang sudah mereka temukan.
Dengan metode ini, menginformasikan batas bawah jumlah galaksi di alam semesta yang dapat diamati. Meskipun data ini masih juga belum utuh karena teknologi terbaru saat ini pun, masih belum bisa mendeteksi benda langit lain dalam posisi redup dan tak teramati yang diperkirakan ada di luar dan atas sana.
Jumlah dua triliun tersebut berasal dari perkiraan konversi 3D gambar dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dan model matematika baru. Kehadiran teleskop Hubble dan James Webb memperluas pekerjaan yang sebelumnya menghasilkan angka 100-200 miliar bagi para astronom.
Secara teoritis, jumlah galaksi mungkin tak terhingga, karena ukuran alam semesta itu sendiri juga tak terhingga.
Dari jumlah perkiraan itu, secara meyakinkan para ilmuwan menyatakan semua benda langit bergerak secara sistemik.
Galaksi dan berikut bintang dan planet di dalamnya, tidak tersebar secara acak di ruang angkasa. Ini berarti bahwa proto-galaksi (awan gas yang membentuk galaksi) sebenarnya terhubung secara gravitasi. Hal ini mungkin disebabkan oleh dark matter yang tersebar di seluruh kosmos.
Sebagai referensi, Galaksi kita, Bima Sakti, adalah piringan bintang yang lebarnya sekitar 100.000 tahun cahaya, dan tebalnya sekitar 1.000 tahun cahaya. Matahari terletak sekitar setengah dari pusat dan berada di dekat bagian tengah piringan dalam arah vertikal.
Untuk meninggalkan galaksi kita, kita harus menempuh jarak sekitar 500 tahun cahaya secara vertikal, atau sekitar 25.000 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Keluasan alam raya ini mengingatkan kita, mau sampai sejauh mana kesombongan manusia yang ternyata ukurannya sangat kecil dibandingkan alam semesta?***