KALPATARA.ID- Sebuah buku dari hasil penelitian pertanian tradisi di Nusantara hadir di tengah situasi ancaman krisis pangan dunia. Bertajuk Manifestasi Folklor Dewi Padi, buku ini disusun oleh Wulansary, peneliti dan pengkaji pertanian tradisi.
Berangkat dari keresahan terhadap ancaman krisis pangan dan krisis identitas budaya yang yang semakin nyaring terdengar saat ini utamanya pada generasi muda, membuat Wulansary bergerak melakukan kajian terhadap keterkaitan antara budaya dan teknologi dari sisi pertanian sejak empat tahun lalu. “Harus ada solusi untuk ancaman ini” ujar Wulansary saat memaparkan alasannya penelitiannya.
Saat ini folklor bagi sebagian masyarakat dianggap tidak relevan, tidak logis maupun usang. Menurut Wulansary, folklor Dewi Padi merupakan media pesan leluhur yang dibalut lewat simbol-simbol agar tidak sembarangan orang dapat mengakses pesan tersebut.
Sejak 2019 Wulansary secara intens mencermati masalah ini sebagai bahan penelitiannya, terdapat hubungan erat antara alam dengan pesan folklor tersebut. Buku ini menjabarkan ritual dan sarana yang digunakan dalam berbagai aktivitas pertanian memiliki penjelasan ilmiah dan secara nyata terbukti kemanfaatannya.
Wulansary menyebutkan, “Praktik-praktik pertanian yang dilakukan oleh leluhur di era kini kita mengenalnya sebagai agroekologi, dimana menggambarkan hubungan alam, ilmu sosial, ekologi, masyarakat, ekonomi, dan lingkungan yang sehat.”
Agroekologi diterapkan berdasarkan pada pengetahuan lokal dan pengalaman dalam pemenuhan kebutuhan pangan lokal. Wawasan agroekologi ini diakui oleh badan pangan dunia FAO sebagai salah satu solusi mengatasi ancaman krisis pangan dunia.
Di dalam buku ini, Wulansary memaparkan bahwa para leluhur bangsa Indonesia telah melakukan kegiatan bercocok tanam dan pertanian selama ratusan tahun lamanya. Dalam praktik leluhur, bertani bukan hanya kegiatan soal menanam dan memanen tetapi terdapat banyak keilmuan bahkan dalam proses menyiapkan hingga usai panen.
Melalui kajian yang dilakukan di Kanekes, Trawas, Wajo dan Bali dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal Indonesia sangat kaya dan saat ini dengan kemajuan teknologi dapat disandingkan sebagai jembatan untuk menemukan solusi pada persoalan pangan hari ini.
Selama ini yang terjadi adalah adanya gap atau jarak antara pengetahuan leluhur dengan generasi saat ini dalam hal pengkomunikasian berbagai keilmuannya. Pengetahuan terbaik justru tidak diimpor dari luar tetapi dari dalam bumi nusantara sendiri yang sesuai dengan kultur dan konturnya.
Buku ini hadir sebagai jembatan kedua pengetahuan, tradisi dengan modern agar bisa tetap bisa diterima di berbagai kalangan dengan perspektif budaya sebagai jalan menuju bumi lestari.
Launching buku ini didahului dengan presentasi publik hasil kajian melalui webinar yang diikuti dengan penerbitan buku Manisfestasi Folklor Dewi Padi.
Kegiatan pengkajian dan penerbitan buku ini difasilitasi Program Dana Indonesiana dalam kategori Objek Pemajuan Kebudayaan tahun 2022 dari Direktorat Jenderal Kebudayaan RI dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Usulan tema tentang pertanian selaras alam dan mengedepankan kebudayaan ini menjadi salah satu yang diterima dalam Program Dana Indonesia karena urgensitasnya pada situasi Indonesia yang sedang menghadapi ancaman pangan. Kebudayaan menjadi jalan bijak untuk menemukan solusi di lumbung pengetahuan dari bumi Indonesia sendiri.***