KALPATARA.ID-Setiap bencana, memiliki besaran dampak atau magnitude. Katastropik merupakan salah satu kategori dampak bencana. Seperti apa karakteristiknya?
Pengertian bencana katastropik dijelaskan dalam kamus Indonesia. Menurut KBBI, bencana adalah suatu aktivitas yang menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian, atau penderitaan; kecelakaan; bahaya bagi negara dan bangsa.
Sedangkan, menurut Undang-Undang tentang Penanggulangan Bencana, pengertian bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Dalam terminologi bencana dilihat dari dampaknya, secara universal ada yang disebut event (peristiwa), disaster (malapetaka) dan catastrophe (katastropik).
Contoh peristiwa adalah kebakaran sebuah rumah. Sedangkan, malapetaka dan katastropik memiliki dampak yang lebih besar.
Perbedaan utama antara disaster dengan catastrophe terletak pada tingkat keparahan dan tingkat dampak yang ditimbulkannya.
Katastropik adalah peristiwa yang biasanya mempunyai dampak negatif yang lebih parah dan bertahan lama dibandingkan malapetaka. Kata ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu peristiwa yang bersifat kehancuran yang meluas.
Sedangkan disaster adalah peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan kerugian dan kehancuran yang besar, namun mungkin tidak separah atau bertahan lama seperti katastropik.
Karakter Umum Katastropik
Di dunia internasional, karakteristik katastropik umumnya mengakibakan hal berikut:
- Sebagian besar, jika tidak seluruh, infrastruktur penting dan lingkungan di suatu wilayah tertentu rusak parah atau tidak dapat dioperasikan.
- Banyak responden pertama dan organisasi pendukung (termasuk organisasi non-pemerintah dan sektor swasta) di wilayah tertentu tidak dapat melakukan kinerja awal kegiatan tanggap insiden karena hilangnya banyak personel, fasilitas, dan/atau peralatan.
- Skala respons (misalnya, jumlah korban yang membutuhkan bantuan, geografis luasnya wilayah yang terkena dampak, sumber daya yang dibutuhkan, dll.) untuk masyarakat yang terkena dampak jauh melebihi kemampuan yang tersisa dan perjanjian bantuan timbal balik yang ada. Selain itu, bantuan dari masyarakat sekitar juga tidak tersedia. Masyarakat juga terkena dampak yang sama.
- Kemampuan responden pertama dan manajer keadaan darurat untuk mempertahankan prosedur standar rentang kendali tidak dapat dilakukan, bahkan tidak mungkin, untuk beberapa operasional pertama periode setelah kejadian bencana.
- Kesadaran situasional membutuhkan waktu beberapa hari untuk dicapai. Ada sedikit atau tidak ada
informasi yang diterima dari pemangku kepentingan regional, dan laporan dampak awal dari
sumber yang tersedia bersifat terpisah-pisah, saling bertentangan, dan/atau kacau.
Proses pemulihan dan rehabilitasi akibat katastropik mungkin memakan waktu lebih lama dan melibatkan upaya yang lebih komprehensif untuk memulihkan keadaan menjadi normal.
Hal ini dapat mencakup pembangunan kembali rumah, bisnis, dan infrastruktur. Termasuk juga penyediaan layanan kesehatan mental dan dukungan sosial kepada individu dan komunitas yang terkena dampak.***