KALPATARA.ID-Gunung Ruang mengalami erupsi sejak 16 April 2024 lalu dan hingga sekarang statusnya dalam posisi Level IV (Awas). Ribuan orang telah mengungsi. Ahli Vulkanologi ITB, menjelaskan tentang fenomena erupsi tersebut.
Gunung Ruang perlu diletakkan terlebih dahulu sebagai salah satu kelompok burur vulkanik. Di Indonesia itu terdapat 4 kelompok busur vulkanik, yakni rantai gunung api yang terbentuk di atas lempeng. Posisinya seperti bentuk busur ketika dilihat dari atas.
“4 kelompok busur itu, yakni busur Sunda, busur Banda, Busur Halmahera, dan busur Sangihe-Selebes. Gunung Ruang merupakan bagian dari Busur Sangihe-Selebes dan berada di ujung Sulawesi Utara yang mengarah ke Filipina. Namun ternyata, dalam waktu yang berdekatan, ada berbagai gunung api lainnya yang juga mengalami erupsi,” kata Dr. Mirzam Abdurrachman, S.T., M.T., Ahli Vulkanologi ITB, dilansir dari laman resmi ITB.
Di dalam keterangannya, Dr Mirzam juga menjelaskan mengingat lokasinya yang berada di tengah laut, beliau menyebut ada beberapa potensi bahaya dari erupsi, yang pertama adalah potensi tsunami.
Dia menjelaskan letusan Gunung Ruang dapat memicu tsunami apabila material longsor masuk ke laut atau jika lereng gunung api runtuh. Kemudian Gunung Ruang pun dapat mengeluarkan aliran lava serta piroklastik yang panas dan dapat berbahaya bagi masyarakat di sekitarnya.
“Selain itu, abu vulkanik yang dihasilkan juga dapat menganggu kesehatan pernapasan serta merusak ekosistem sekitarnya,” paparnya.
Di awal erupsi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan peringatan tsunami. Pada hari Minggu, 22 April 2024, lembaga ini mencabut peringatan tsunami, melihat perkembangan terupdate.
Hal lainnya yang terjadi pada erupsi Gunung Ruang, yang menjadi perhatian publik adalah munculnya fenomena seperti kilatan. Padahal, menurutnya, dalam aktivitas gunung api, hal tersebut merupakan sesuatu yang umum terjadi.
“Ketika gunung api meletus, umumnya partikel-partikel ikut terlontar dan bergesekan satu dengan lainnya. Hal ini menimbulkan yang namanya kilat erupsi atau volcanic eruption lighting,” ujar Dr Mirzam yang juga menjadi pengajar di ITB ini.
Untuk mengantipasi kondisi yang membahayakan jiwa, saat ini warga yang bermukirm dalam radius tujuh kilometer dari Gunung Ruang telah mengungsi. ***