KALPATARA.ID – Masyarakat Sunda mengenal aneka panganan lokal yang berasal dari umbi-umbian sebagai beubeutian. Dalam tradisi Jawa Barat, beubeutian mengandung makna mendalam. Tak hanya sebagai makanan pokok tapi juga warisan budaya leluhur yang memiliki nilai filosofi.
Beubeutian dianggap sebagai representasi karakter baik yang harus dimiliki manusia sejak ia lahir, menjalani hidup dan meninggalkan dunia kembali pada Sang Pencipta.
Dengan melihat bagaimana beubeutian bertumbuh, manusia diharapkan dapat dikaruniai nilai hidup yang sama baiknya sehingga dapat mengarungi hidup dengan cara yang baik pula.
Bersikap apa adanya dan rendah hati. Selayaknya juga umbi-umbian yang memiliki kekuatan besar sebagai sumber makanan pokok namun mudah tumbuh dimana saja dalam keadaan apapun.
Maka manusia pun diharapkan dapat memiliki karakter yang serupa yakni membumi dan pandai membawa diri dimanapun ia berada. Filososfi tersebut terus diturunkan dari leluhur masyarakat sunda dan tetap lestari hingga kini.
Beubeutian biasa dijumpai dalam berbagai perayaan atau hajatan masyarakat seperti tujuh bulanan ibu hamil, syukuran kelahiran anak, pengajian masyarakat, pesta panen dan momen istimewa masyarakat lainnya. Beubeutian menjadi salah satu syarat yang wajib diadakan oleh pemilik hajat.
Beubeutian disajikan sebagai makanan pembuka sebelum hidangan utama disajikan. Beubeutian dalam upacara adat mesti berjumlah ganjil. Bisa 5,7 atau 9 jenis umbi-umbian yang disiapkan.
Beragam jenis beubeutian yang dikenal oleh masyarakat antara lain adalah singkong, ubi jalar, talas, ganyong, kacang tanah, kentang, bengkuang, wortel, lobak, dan gadung.
Baca Juga: Dari Gerobak Bajigur Bercerita Tentang Pangan Indonesia
Yang khas dari beubetian adalah semua jenis umbi-umbian tersebut hanya diolah dengan cara direbus atau dikukus. Tidak boleh ditambahkan garam, gula apalagi penyedap rasa. Rasa alami yang ditimbulkan adalah rasa asli dari beubeutian itu sendiri.
Dari tradisi beubeutian masyarakat tanpa sadar melibatkan panganan lokal dalam keseharian dan tradisi. Beubeutian adalah cara untuk melestarikan budaya pangan lokal sekaligus melestarikan tradisi leluhur yang memiliki nilai tinggi dalam menjalani kehidupan di muka bumi.***