KALPATARA.ID-Hari Raya Nyepi dilaksanakan dengan hikmat oleh umat Hindu Bali. Peringatan ini bukan hanya bagian dari kewajiban umat, melainkan makna di dalamnya mengandung pelestarian tradisi pengetahuan dan kosmologi Bali yang mensinkronkan antara manusia, bumi dan langit.
Hari Raya Nyepi adalah peringatan Tahun Baru Saka yang dilakukan oleh umat Hindu Bali. Sebagai peringatan yang berhubungan dengan waktu, Hari Raya Nyepi terkait dengan penanggalan Bali. Kekhusyukan umat Bali dalam pelaksanaan Hari Raya Nyepi berarti pula pengimanan terhadap pengetahuan astronomi tradisional yang berwujud penanggalan.
Hari Nyepi dirayakan pada tanggal 1 bulan ke 10 Caka, atau dengan sebutan secara tradisi, Penanggalan Apisan Sasih Kedasa. Konversi ke kalender Masehi adalah 22 Maret 2023. Namun perlu dicatat, pergantian hari dalam Penanggalan Bali adalah dimulai pada pagi hari, sekira pukul 6 pagi. Berbeda dengan kalender Masehi yang memulai hari setelah pukul 24:00.
Sekira pukul 6 pagi, mulailah dilakukan Catur Brata Penyepian. Dalam Catur Brata ada empat aturan yang dijalankan yaitu: amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak melakukan kerja fisik, tidak melakukan persenggamaan), amati lelungan (tidak bepergian), amati lelanguan (tidak melakukan rekreasi, berbagai hiburan, termasuk tidak makan dan tidak minum). Catur Brata Penyepian berlangsung selama 24 jam, hingga esok harinya.
Mengikuti Penanggalan Bali, ketetapan Hari Raya Nyepi selalu terkait dengan tilem (bulan baru) Kasanga. Karena itu penting sekali untuk menetapkan dan mengetahui kapan waktu Tilem Kasanga. Catur Brata Penyepian wajib dilakukan 1 hari setelah Tilem Kasanga.
Pada waktu tilem diperhitungkan sebagai hari terakhir dari bulan yang berjalan. Sehari sesudahnya mulailah penanggalan dimulai dari tanggal 1.
Sebagai informasi, dalam Penanggalan Bali, awal bulan selalu dimulai dengan berpatokan pada tilem. Jika melihat kesejajarannya dengan benda langit, di saat tilem inilah bulan sedang dalam fase yang disebut sebagai new moon.
Baca Juga: Tilem, Bulan Baru, Ini Makna Spiritual dan Science
Bulan baru di Maret 2023 menurut perhitungan waktu Time and Date, sebuah aplikasi yang secara realtime menyajikan pergerakan benda langit termasuk fase bulan, menginformasikan bahwa new moon Maret 2023 jatuh pada tanggal 22 Maret pada pukul 00:23. Sementara Penanggalan Bali waktu tilem ditetapkan pada 21 Maret. Perbedaan ini disebabkan selisih kesepakatan perhitungan gerak bulan dan penetapan waktu awal hari. Di kalender Masehi, selepas pukul 24:00 sudah terhitung masuk di tanggal berikutnya, sementara Penanggalan Bali sekira pukul 6 waktu setempat.
Sebuah studi yang dilakukan DR I Wayan Susena, M.Hum menyatakan, pada Hari Raya Nyepi umat Hindu secara rohaniah menghentikan gerak tubuhnya yang dibentuk oleh unsur-unsur panca maha bhuta dan menginginkan pikiran untuk dapat menerima petunjuk-petunjuk atau ilham-ilham dari Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga pada hari berikutnya dapat berpikir, berkata, dan berbuat baik sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Tri Kaya Parisuda, yang meliputi (a) manacika berpikir yang baik, (2) wacika berkata yang
baik dan benar, (3) kayika, artinya berbuat yang baik.
Secara maknawi, umat yang melaksanakan Hari Raya Nyepi melakukan penyucian atas dirinya untuk memulai hari baru, di tahun yang baru. Berkesuaian dengan posisi benda langit, dalam hal ini adalah dengan bulan dan matahari. Peristiwa tilem adalah sebuah peristiwa astronomi dimana bumi-bulan-matahari dalam posisi yang sejajar.
Seiring dengan bagian gelap bulan yang terlihat dari bumi, sebagai waktu kekosongan penampakan bulan di langit, umat Hindu Bali melakukan Catur Brata Penyepian yang juga menuju kekosongan, demi kembali bersih menjalani hari baru. Hal ini merupakan perwujudan nilai luhur konsep kosmologi Bali yang kita kenal sebagai Tri Hita Karana.***