KALPATARA.ID-Selama berabad-abad di Asia, bambu digunakan untuk membuat kertas dan produk rumah tangga lainnya. Kulit luarnya yang keras sering digunakan sebagai pengganti kayu. Namun, bambu baru menjadi sumber populer untuk membuat pakaian dan tekstil dalam beberapa tahun terakhir.
Penggunaan bambu dalam sejarah digunakan sebagai elemen struktural, seperti bagian dada dan tulang rusuk korset, dalam beberapa tahun terakhir berbagai teknologi telah dikembangkan yang memungkinkan serat bambu digunakan untuk berbagai aplikasi tekstil dan fesyen.
Pada akhir tahun 1990-an dan awal tahun 2000-an, banyak negara mulai melakukan inisiatif yang ramah lingkungan. Jadi wajar saja jika menggunakan bambu untuk membuat tekstil bukanlah hal yang sulit.
Pemegang Rekor Pertumbuhan Tercepat
Bambu adalah sumber daya berkelanjutan yang tidak memerlukan irigasi untuk tumbuh subur dan tidak memerlukan pestisida atau pupuk. Bambu juga memegang rekor sebagai tanaman dengan pertumbuhan tercepat di dunia dan tidak perlu ditanam kembali setelah panen karena bambu akan tumbuh kembali dari tempat pemotongannya.
Tegakan bambu menghasilkan oksigen 35% lebih banyak dibandingkan tegakan pohon. Sementara itu, ia menyerap lima kali lipat jumlah gas rumah kaca.
Jika dibandingkan budidaya kapas yang membutuhkan air, pestisida, dan tenaga kerja dalam jumlah besar, bambu jelas lebih unggul.
Dengan meningkatnya keinginan untuk menjadi lebih “hijau”, bambu merupakan pilihan menarik bagi setiap rumah tangga yang ingin mengurangi jejak karbonnya. Selain itu, karena limbahnya sedikit atau tidak ada sama sekali, bambu merupakan alternatif pakaian yang ramah lingkungan.
Penggunaan bambu banyak dimanfaatkan sebagai bahan pakaian bayi dan anak karena lembut, halus, dan diklaim tidak menimbulkan alergi. Karena kelebihannya ini, bahan bambu kemudian juga dilirik oleh produser-produser pakaian dewasa.
Universitas Beijing terakreditasi sebagai institusi pertama yang berhasil mengubah bambu menjadi kain. Namun, penting untuk dicatat bahwa banyak organisasi dan kelompok lain yang bekerja pada pembuatan bahan-bahan yang terbuat dari bambu pada saat yang bersamaan.
Di Indonesia, bahan bambu sudah diperkenalkan di tahun 2010, ketika salah satu produsen secara berani mulai merintis penjualan kaos kaki berbahan bambu, sebuah terobosan yang berbeda dengan sebelumnya yang mengenal penggunaan bambu sebagai furniture dan kerajinan.