KALPATARA.ID – Menongkah dilakukan pada saat air laut surut sehingga tersisa lumpur di pantai. Mereka berselancar di lumpur dengan menggunakan papan selancar. Dengan mendayungkan kaki dan tangan mengayuh lumpur, agar papan bisa melesat di atas lumpur, disanalah pula kerang-kerang segar siap dikumpulkan.
Menongkah merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan untuk menangkap kerang. Kerang darah (Anadara
granosa) yang melimpah pada hamparan lumpur estuaria Indragiri Hilir. Diambil dengan teknik menongkah dengan bertumpu pada sebuah papan tongkah di atas lumpur.
Kegiatan Dahulunya menongkah dilakukan oleh leluhur Suku Duano, suku di Indragiri hilir yang dikenal juga sebagai suku orang laut.
Menongkah dalam bahasa suku Duano disebut juga Mut Tiangan yang mempersentasikan bagaimana kehidupan masyarakat Duanu.
Dari Laut Menyurut ke Pantai
Hasil penelitian Vitasari , Viktor Amrivo, Khodijah Ismail, T.Ersty Yulikasar yang dipublikasikan dalam jurnal Ekologi, Masyaraka dan Sains tahun 2023, dengan judul “Perkembangan Livelihood Menongkah Suku Duano menjadi Festival Budaya Masyarakat Indragiri Hilir”, menyatakan Pada awalnya, Suku Duano mengarungi lautan sebagai livelihood untuk mendapatkan ikan.
Dari suku nomaden, kemudian berubah menjadi menetap. Dengan hidup dari mengumpulkan kerang akibat terjadinya perubahan bio-fisik yang mengakibatkan degradasi lingkungan, sehingga area tangkap ikan menjadi lebih jauh dari garis pantai ke arah laut lepas.
Dalam menongkah, mereka menggunakan teknik deteksi yang alami. Dengan melihat ada atau tidaknya gelembung air pada lumpur. Kegiatan ini umumnya dilakukan sekitar pukul 04.00 hingga pukul 05.00
karena ketika waktu tersebut air laut dalam keadaan surut.
Dalam sebulan, kegiatan menongkah dapat dilakukan selama 20 hari selama pergeseran pasang surut air laut. Dalam satu tahun, akan ada waktu ketika pasang besar air laut (Suku Duano menyebutnya pasang tiga
puluh) dimana waktu ini ada masa yang sulit untuk menangkap kerang karena susah dalam penentuan air laut surut.
Menongkah dan Kesetaraan Gender
Menongkah juga memberikan nilai korelasi yang jelas terhadap kesetaraan perempuan dan laki-laki. Sebabnya tradisi menongkah tak hanya dilakukan oleh kaum pria melainkan juga kaum perempuan.
Baik tua maupun muda hingga anak- anak setiap orang boleh melakukan tradisi menongkha ini. Tradisi menongkah dilakukan tak hanya pada siang hari tapi juga malam hari.
Jauh daripada itu dahulu nenek moyang masyarakat suku duanu yang pertama kali melaukukan tradisi menongkah adalah ibu duanu untuk mempertahankan hidup keluarganya. Sehingga menjadi sangat relevan saat pemberdayaan perempuan di suku Duano telah ada sejak zaman leluhurnya.
Festival Menongkah
Dalam berbagai sumber juga disebutkan bahwa menongkah awalnya hanya dilakukan manual tanpa alat bantu apapun. Seiring perkembangan waktu digunakanlah papan Tongkah. Menariknya papan tongkah ternyata justru menjadi inspirasi kapal perikanan pertama di dunia.