KALPATARA.ID – Wuku Wuye adalah wuku ke 22 dalam Penanggalan Pawukon. Kelahiran wuku Wuye telah diproyeksikan oleh Penanggalan Pawukon dengan karakter dan nasib yang mengiringinya.
Raden Wuye adalah anak ke 20 dari pasangan Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. Raden Wuye adalah saudara kembar Raden Maktal, namun keduanya memiliki karakter dan proyeksi nasib yang berbeda.
Wuku Wuye (Jawa) atau Uye (Bali) memiliki pelindung Batara Kuwera atau Sang Hyang Kuwera. Karakter kelahiran wuku Wuye mengikuti atau mengambil sari pati dari karakter dewa pelindungnya.
Dalam kisah pewayangan Batara Kuwera melaksanakan banyak peran penting. Diantaranya adalah bertugas untuk memberikan petunjuk kehidupan pada manusia. Selain itu, Sang Batara ini juga dikenal sebagai pembawa kemakmuran dan pahala.
Diceritakan pula Batara Kurewa dalam memberikan petunjuk di muka bumi, menitis beberapa kali di zaman-zaman yang berbeda. Di era Ramayana, ia menitis sebagai Brahmana Sutiksna, yang kemudian memberikan wejangan astabrata pada Ramawijaya.
Di era Mahabarata, Batara Kurewa menitis pada Resi Lomosa yang mendampingi Pandawa yang dikucilkan selama 12 tahun dalam hutan.
Perannya yang begitu penting menjadi tidaklah mengherankan karena Batara Kurewa adalah anak dari Sang Hyang Ismaya dan Dewi Senggani.
Jangan merasa tidak enak jika suatu waktu mengajak kelahiran wuku Wuye di tempat yang ramai, kemudian ia menjadi tidak nyaman. Ini dikarenakan kelahiran wuku Wuye membawa karakter yang lebih suka menjauhi keramaian.
Ia lebih suka berbincang dengan nyaman di tempat yang tidak banyak suara. Apalagi dengan tidak banyak orang. Jika di keramaian ia bisa lebih banyak diam, berbeda dengan ketika masuk ke pembicaraan dengan lingkaran lebih sedikit orang. Kata-katanya yang cenderung berbentuk wejangan akan hal-hal kebaikan dalam hidup bisa deras mengalir.
Kepandaiannya berkomunikasi adalah karakternya yang menonjol, karena kemampuan ini membuatnya bisa membuat orang lain bahagia. Kata-katanya dalam dan menghibur. Jika sedang sedih, maka kelahiran wuku Wuye bisa menjadi sahabat yang mampu memberikan ketentraman.
Baca Juga: Pawukon, Horoskop Tradisional Bisa Meramal Sifat dan Karakter
Di dalam buku pawukon yang tersimpan di Museum Radya Pustaka, Raden Wuye digambarkan sedang menghadap Batara Kurewa yang dalam posisi keris terhunus. Gambaran ini merupakan simbolisasi keminatan wuku Wuye dalam hal keprajuritan. Dengan demikian, kecerdasan batin dan kewaspaan yang tinggi juga merupakan karakter yang mengiringi kelahiran wuku Wuye.
Burung yang menyimbolkan wuku Wuye adalah burung gogik atau burung rangkong. Burung rangkong menyimbolkan kewaspadaan yang tinggi hingga sampai taraf mudah curiga. Dalam posisi demikian, kelahiran wuku Wuye memiliki kecenderungan kecemburuan tinggi.
Simbol pohon wuku Wuye adalah pohon tal. Bagi kelahiran wuku Wuye, pohon tal melambangkan keberuntungan yang besar dan panjang usia. Pohon tal memiliki panjang usia hingga ratusan tahun.
Gambar gedung yang bergelimpang merupakan simbol kelahiran wuku Wuye memiliki keiklasan berkaitan dengan materi duniawi. Kerelaan dalam hal keuangan juga membuat kelahiran wuku Wuye seringkali boros dalam hal keuangan.
Keris yang sepadan dengan kelahiran wuku Wuye adalah Pandhawa, Rarasinduwa, Sempana Badhong, Semar Mesem, Semar Getak, Semar Tinandhu dan Brojol.***