KALPATARA.ID – Indonesia melalui Kementerian Pertanian mendorong sorgum diproduksi lebih banyak. Sorgum diangkat kembali setelah puluhan tahun dikalahkan oleh gandum impor. Ini dia sejarah keberadaan sorgum di Indonesia.
Dilansir dari laman perpustakaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Jawa, tanaman sorgum dikenal sebagai cantel, dan sejumlah tafsir menyebut bahwa tanaman ini tertera di relief Candi Borobudur yang dibangun di abad ke-9. Sorgum kemungkinan masuk ke Indonesia sejak abad ke-4.
Jalur masuk ke Indonesia, diperkirakan bersamaan dengan migrasi dan perdagangan masa lampau. Tanaman sorgum pertama kali didomestifikasi oleh masyarakat di sekitar Sungai Niger, Afrika Timur. Dari Afrika, tanaman ini dibawa ke Timur Tengah, Eropa, dan India sebelum kemudian menyebar nyaris ke seluruh penjuru dunia.
Sorgum juga tercatat dalam serat Centini, yang mengkategorisakan tanaman cantel sebagai pangan karbohidrat. Perihal pencantuman sorgum di serat Centini, dipertegas oleh sebuah buku berjudul Sorgum: Benih Leluhur untuk Masa Depan yang ditulis oleh Ahmad Arif.
Dari Buleleng Bali, patung singa Ambara memegang malai sorgum di tangannya. Nama buleleng sendiri adalah nama lokal dari sorgum.
Tanaman sorgum yang bisa bertahan di tanah kering dan bersahabat dengan iklim tropis membuat Indonesia menjadi tanah yang baik untuk pertumbuhannya. Ironisnya, meski kuat bertahan di lahan kering, sorgum masih jadi “anak bawang” dibandingkan serelia lainnya. Padahal, dibandingkan dengan gandum, sorgum lebih sesuai untuk tanah Indonesia.
Baca juga: Road Map Sorgum 2022-2024 Kembangkan Sorgum Jadi Pangan Indonesia
di Indonesia, sudah sejak lama sorgum dimasukkan dalam keluarga palawija. Ditanam ketika musim hujan belum tiba atau masa paceklik. Di masa revolusi hijau berkumandang, fokus pertanian pada padi. Sorgum tak banyak dilirik, padahal manfaatnya banyak, selain bahan pangan manusia juga pakan ternak dan biodiesel.
Selanjutnya, berbagai nama lokal dan folklor tanaman sorgum…