KALPATARA.ID – Bulan purnama April memiliki kisah istimewa, selain sebagai fenomena fase bulan, purnama April juga dijadikan penanda datangnya hari Paskah.
Di kebudayaan kuno menamai bulan purnama dengan sebutan yang disesuaikan dengan musim atau momentum yang sedang terjadi. Bulan purnama April dikenal sebagai Paschal Full Moon, yang mengindikasikan bulan purnama pertama yang terjadi setelah ekuinoks Maret.
Selain dengan ekuinoks, bulan purnama April erat kaitannya dengan datangnya Hari Paskah. Penentuan Paskah ditetapkan pada hari Minggu setelah bulan purnama pertama yang terjadi pada atau setelah ekuinoks Maret.
Sebuah peristiwa menarik pernah terjadi pada 2019, ketika ekuinoks Maret dan bulan purnama terjadi di hari yang sama, yaitu 20 Maret 2019. Jika mengikuti ketetapan di atas, maka Paskah akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 24 Maret 2019.
Ternyata tidak demikian. Dilansir dari almanac.com, perhitungan Paskah tidak ditetapkan mengikuti astronomikal melainkan dengan ketetapan gereja.
Pada tahun 325 M, dibuat kalender bulan purnama yang tidak memperhitungkan semua faktor gerak bulan yang kita ketahui saat ini. Gereja Kristen masih mengikuti kalender ini, yang berarti bahwa tanggal bulan purnama gerejawi mungkin satu atau dua hari terlewat dari tanggal bulan purnama astronomis.
Pada abad pertengahan, dimana para ilmuwan dunia mulai mengutak atik perhitungan waktu dengan lebih cermat, hari Paskah dihitung menggunakan Computus yang berupa panduan hitungan penentuan Paskah.
Di beberapa abad setelahnya, para ahli jam mulai membangun modul Computus pertama di dunia, menggunakan algoritma computus Gregorian. Modul pertama dirancang dan dibuat oleh pembuat jam Prancis Jean-Baptiste Schwilgué (“Comput ecclésiastique”, 1821, yang dicuri dari Katedral Strasbourg pada tahun 1944, dengan lokasi saat ini tidak diketahui).
Module berikutnya dikembangkan oleh para ahli jam dan yang terbaru adalah dikerjakan pembuat jam Rusia Konstantin Chaykin pada tahun 2007 untuk mendemonstrasikan prinsip mekanikal Computus Ortodoks yang ia temukan.
Setiap tahun, tanggal masehi ekuinoks bisa berubah, antara tanggal 20-21 Maret. Sementara perhitungan gereja menggunakan satu tanggal tetap untuk ekuinoks, yaitu 21 Maret.
Baca Juga: 7 Fakta Ekuinoks yang Tak Boleh Dilupakan
Karena ketetapan ini maka pada tahun 2019, oleh gereja bulan purnama dianggap terjadi sebelum ekuinoks Maret , yang berarti bahwa Paskah tidak akan diamati sampai setelah Bulan purnama berikutnya pada pertengahan April. Dengan demikian, Paskah dirayakan pada hari Minggu, 21 April 2019. Bulan purnama berikutnya itulah yang disebut Paschal Full Moon.
Untuk gereja-gereja Kristen barat dan lainnya yang menggunakan kalender Gregorian untuk perhitungannya, Paskah dapat terjadi paling cepat 22 Maret dan paling lambat 25 April.
Di tahun 2023, Paschal Full Moon akan terjadi pada Kamis, 6 April, pukul 12:37 EST. Menurut perhitungan Time and Date, di Indonesia bagian barat, purnama akan terjadi pada 6 April pukul 11: 34 WIB. Dengan demikian Hari Paskah akan datang pada hari Minggu, 9 April 2023.***