KALPATARA.ID- Balogo merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan. Permainan ini dilakukan oleh anak-anak sampai dengan remaja dan umumnya hanya dimainkan kaum pria.
Nama Balogo diambil dari kata logo, yaitu bermain dengan menggunakan alat, yang dalam bahasa setempat disebut dengan logo.
Logo terbuat dari bahan tempurung kelapa. Bentuknya juga bermacam-macam, ada yang berbentuk bidawang (bulus), biuku (penyu), segitiga, bentuk layang-layang, daun, dan bundar.
Dan saat bermain, pemain dibantu alat pemukul yang dalam bahasa setempat disebut panapak atau cacampa.
Pada tahun 2017, permainan tradisional ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda milik Indonesia oleh Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Asal-usul Balogo
Tidak diketahui kapan tradisi ini mulai ada, namun permainan Balogo ini diperkirakan ada seiring dengan leluhur suku Dayak Paser mengadakan upacara Tiwah. Bahkan ada juga yang menyebutkan ada sudah ada sejak era Kerajaan Paser.
Sebagai warisan leluhur, permainan ini dilaksanakan musiman, yaitu digelar setelah masa panen padi dan upacara Tiwah.
Setelah menggelar upacara Tiwah, yang sama artinya dengan membuang harta. Untuk mengukur rezeki atau keberuntungan setelah upacara Tiwah, masyarakat kemudian memainkan Balogo.
Filosofi Luhur yang Terkandung
Tak hanya seru saja, permainan Balogo juga mengandung mitos sekaligus filosofi yang luhur sebagai tradisi permainan yang diwariskan nenek moyang Suku Dayak Paser di Kalimantan Selatan.
Dimana zaman dahulu diyakini sebagai permainan yang bisa mengukur tingkat kesuburan (keberuntungan) kehidupan mereka.
Permainan ini juga menanamkan nilai-nilai budaya bagi memainkan permainan tradisional Balogo misal kejujuran, tidak egois, kerjasama, sikap kerja keras dan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan persoalan.
Di masa kini, Balogo dijadikan sebagai ajang silaturahmi bagi para orangtua di Kalimantan Selatan. Sebagai memori kolektif mereka, saat bermain Balogo saat masih anak-anak di kampung, untuk selanjutnya dikenalkan kepada anak-anak mereka.
Sekilas Balogo
Permainan tradisional suku Paser ini biasanya dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa, baik secara beregu maupun perorangan. Jumlah pemain terdiri atas dua hingga lima orang.
Masing-masing tim yang beranggotakan beberapa pemain harus dapat meruntuhkan logo yang membentuk piramida mini dengan logo lain yang terbuat dari tempurung kelapa atau dalam bahasa lokal disebut ‘logo tanding’.