Peningkatan Transportasi dan Infrastruktur
Tren industri ini terus berkembang di sebagian besar negara, dengan adanya perbaikan pada pilihan transportasi berkelanjutan. Perubahan tersebut antara lain mencakup peningkatan penggunaan sepeda, transportasi umum rendah karbon, dan peluncuran mobil listrik serta kendaraan lainnya.
Beberapa negara mungkin lebih cepat mengadopsi kendaraan listrik hemat energi dibandingkan negara lain. Moda transportasi yang tadinya tampak futuristik ini kini menjadi hal yang lumrah di jalan raya dan jalan raya di seluruh dunia.
Ketika melihat faktor-faktor yang berdampak dan timbul dari transportasi berbahan bakar fosil, tidak mengherankan jika hal ini menjadi perhatian. Pada tahun 2020, kendaraan penumpang menyumbang 41% dari seluruh emisi transportasi CO2 dunia. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan moda transportasi lainnya.
Penelitian dari Universitas Oxford juga menunjukkan bahwa menggunakan sepeda dibandingkan mobil sekali sehari saja dapat mengurangi emisi karbon seseorang sebesar 67%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun setiap perjalanan dengan mobil tidak dapat digantikan, potensi penurunan emisi masih sangat tinggi.
Pengurangan Limbah Makanan
Limbah makanan telah menjadi kekhawatiran yang semakin besar di seluruh dunia selama dekade terakhir. Menurut penelitian terbaru dari UNEP, sekitar sepertiga dari seluruh makanan yang diproduksi untuk konsumsi manusia di seluruh dunia setiap tahunnya terbuang sia-sia.
Itu berarti sekitar 1,3 miliar ton yang langsung dibuang ke tempat pembuangan sampah. Dampak dari jumlah sampah tersebut sangat beragam – mulai dari dampaknya terhadap kualitas tanah dan air hingga menghasilkan bau berbahaya dan bahan kimia beracun, belum lagi meningkatnya kebutuhan akan lebih banyak lokasi pembuangan sampah.
Oleh karena itu, pengurangan limbah makanan akan menjadi agenda utama keberlanjutan di semua negara. Salah satu tren terbesar yang disorot adalah tindakan pengomposan, sesuatu yang dapat dilakukan oleh pelaku bisnis dan konsumen.
Sekitar 72% sampah yang sampai ke tempat pembuangan sebenarnya dapat dijadikan kompos. Namun, seiring dengan perubahan prioritas, diperkirakan akan semakin besar tekanan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan besar dan rumah tangga untuk membuat kompos.
Mengingat sampah makanan merupakan masalah global yang signifikan dan pengomposan menjadi solusi yang relatif mudah dan berkelanjutan, tren ini didorong karena alasan yang tepat.