KALPATARA.ID– Desa Kete Kesu adalah salah satu desa adat di Indonesia yang mengusung konsep sustainable tourism untuk kategori pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung. Sekaligus sebagai saksi peradaban masyarakat Toraja yang tetap lestari.
Desa Kete Kesu terletak di Kampung Bonoran, Kelurahan Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi, Kabupaten Toraja Utara. Lokasinya tidak jauh dari pusat Kota Makale, hanya butuh sekitar 30 menit menggunakan sepeda motor untuk tiba di desa ini.
Atraksi wisata yang paling ikonik dari Desa Kete Kesu adalah upacara adat Rambu Solo, dan kuburan di tebing batu yang ditaksir telah berusia 500 tahun.
Selain itu, wisatawan juga bisa melihat rumah adat tongkonan yang berjajar rapi di desa ini. Konon, rumah-rumah adat ini telah berusia lebih dari 300 tahun. Selain dari segi peninggalan, desa ini juga terkenal sebagai penghasil kerajinan pahat hingga lukis.
Cagar Budaya dan Pusat Berbagai Upacara Adat Toraja
Desa Kete Kesu merupakan kawasan cagar budaya dan pusat berbagai upacara adat Toraja yang meliputi pemakaman adat yang dirayakan dengan meriah yang disebut Rambu Solo, upacara memasuki rumah adat baru yang dikenal dengan Rambu Tuka serta berbagai ritual adat lainnya.
Biasanya, pada bulan Juni – Desember, berbagai upacara dan perayaat adat umumnya dilakukan oleh masyarakat sekita di lokasi ini.
Desa ini terdiri dari padang rumput dan padi yang mengelilingi rumah adat Tana Toraja, yang disebut Tongkonan.
Sebagian rumah adat yang terletak di desa ini diperkirakan berumur sekitar 300 tahun dan letakknya berhadapan dengan lumbung padi kecil.
Tidak hanya terdiri dari 6 Tongkonan dan 12 lumbung padi, desa ini juga memiliki tanah seremonial yang dihiasi oleh 20 menhir.
Masyarakat yang hidup di desa ini umumnya memiliki keahlian sebagai pemahat dan pelukis, sehingga selain sebagai objek wisata, tempat ini juga dimanfaatkan untuk menjual berbagai pahatan dan suvernir tradisional Toraja.
Pada tahun 2012, UNESCO menetapkan Kete Kesu sebagai warisan cagar budaya dunia. Desa yang yang kental dengan budaya dan eksotisme keasrian alamnya.